Dark/Light Mode

Gebrak Eropa Soal Sawit

JK Sekeras Mahathir

Kamis, 28 Maret 2019 14:12 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Istimewa)
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Luhut menilai, isu kerusakan lingkungan yang sering digembar-gemborkan tidak berlasan. Karena, pemerintah selalu memperhatikan masalah lingkungan. Pemerintah juga memikirkan masalah lingkungan untuk generasi masa datang. 

Luhut menegaskan, pihaknya akan terus memperjuangkan keberlanjutan sawit Indonesia dengan berbagai cara. Di tempat yang sama, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono memastikan, tuduhan Eropa terhadap sawit Indonesia itu keliru. 

Baca juga : 3 Hari Kabur, Tersangka Kasus Suap KS Serahkan Diri

Dia menjelaskan, isu minyak sawit yang paling kuat dibalik rencana Eropa melarang komoditas itu mengenai deforestasi. Sementara pemahaman dan aturan antara Organisasi Pertanian Dunia (FAO) dengan yang dianut oleh Indonesia berbeda. 

“Definisi deforestasi oleh FAO hanya mengacu pada foto citra satelit yang menggambarkan perubahan penggunaan lahan dari hijau ke cokelat di peta. Acuan tersebut tanpa memerinci profil serta fungsi lahan secara basis pendataan,” ungkap Joko. 

Baca juga : Eropa Larang Sawit, Program B20 Jalan Terus

Sementara di Indonesia, lanjut Joko, mengenai deforestasi sudah diatur dalam Undang-Undang tentang Kehutanan. Berdasarkan regulasi itu, kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya. Artinya, profil lahan sawit yang ada di Indonesia mayoritasnya telah melalui legalitas yang sah, yang sesuai dengan peraturan. 

Joko mengatakan, jika dibandingkan produksi minyak nabati, pengunaan kelapa sawit lebih efisien. Perkebunan sawit di seluruh dunia hanya menggunakan 17,32 juta hektare (ha) lahan. Jumlah tersebut hanya 6 persen dari total luas lahan perkebunan minyak nabati dunia seluas 278,2 juta ha.  [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.