Dark/Light Mode

Ranking Daya Saing Infrastruktur

Malaysia 30, Kita 71 Apa Nggak Malu Tuh

Jumat, 29 Maret 2019 14:42 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto : Istimewa).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani belum puas dengan capaian pembangunan infrastruktur. Dia ingin terus ditingkatkan. Sebab bila dibandingan Malaysia, peringkat daya saing Indonesia masih tertinggal. 

Ani-saapaan akrab Sri Mulyani mengungkapkan, sudah banyak capaian dalam pembangunan infrastruktur. Tetapi, capaian itu belum optimal. Ranking daya saing infrastruktur atau Competitiveness Indonesia kalah dari negara tetangga. 

“Lihat negara lain, enggak usah jauh-jauh, lihat tetangga kita Malaysia. Kalau dilihat dari global Competitiveness Index Infrastruktur, mereka ada di ranking 30, kita ada di ranking 71,” ungkap Ani di dalam acara Satu Dasawarsa PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) ke 10 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Wiranto : SDM Bobrok, Kita Tak Bisa Kompetisi

Jika melihat ranking ini, lanjut Ani, tentu bukan sesuatu yang membanggakan. Indonesia harus bisa mengejarnya. Negeri ini memang memiliki tantangan lebih besar dibandingkan Malaysia. Indonesia memiliki jumlah penduduk mencapai 267 juta jiwa. Wilayahnya luas terdiri dari banyak pulau. Tapi tantangan itu tidak boleh dijadikan alasan mengejar ketertinggalan. 

“Anda sangat mudah mencari alasan panjang sekali. Namun saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menggugah kalian semua jangan pernah memiliki karakter untuk selalu mencari alasan dulu untuk tidak melakukan sesuatu,” ungkap Ani. 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menuturkan, pembangunan infrastruktur merupakan suatu kebutuhan bagi Indonesia mulai dari perkotaan hingga pelosok negeri. Pembangunan infrastruktur digenjot bukan bentuk kemewahan untuk kehidupan tetapi melainkan suatu keharusan untuk membangun Indonesia agar lebih baik. 

Baca juga : Lirik Proyek Infrastruktur, Kadin Minta Yang Berlemak

Dia mengumpamakan pentingnya peningkatan daya saing infrastruktur seperti sarapan. “Indonesia harus berdaya saing dengan negara tetangga. Layaknya sarapan di pagi hari yang wajib dilakukan untuk menambah semangat dalam menjalani aktivitas,” imbuhnya. 

PT SMI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan melakukan pembiayaan infrastruktur. Selama 10 tahun berdiri, SMI telah mengucurkan pembiayaan pada proyek infrastruktur sebesar Rp 533,6 triliun. 

Ani melihat, SMIpunya modal kuat untuk terus meningkatkan pembangunan infrastruktur. Sebab SMI memiliki sumber daya milenial.  “Milenial memiliki semangat besar untuk melakukan perubahan-perubahan. Indonesia itu berhak mendapatkan suatu pencapaian dan merindukan untuk bisa mencapai itu,” katanya. 

Baca juga : Infrastruktur Jokowi Antarkan Indonesia Masuk Abad Milenial

Ani memahami pembangunan infrastruktur memiliki dimensi kompleks. Antara lain, banyak yang memandang infrastruktur tidak terlalu penting. “Banyak orang sangat cepat kritik. Itu enggak penting karena pembangunan infrastruktur ini sangat dibutuhkan,” imbuhnya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.