Dark/Light Mode

Pengembangan Pabrik Assembagoes Capai 99 Persen

PTPN XI Dongkrak Kapasitas Produksi Gula 1.500 Ton/Hari

Rabu, 17 Februari 2021 05:20 WIB
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi). (Foto :  fxcuisine.com).
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi). (Foto : fxcuisine.com).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengembangan kapasitas Pabrik Gula (PG) Assembagoes milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, berjalan mulus. Hal ini diharapkan membuat proses penggilingan tebu petani, bisa lebih optimal.

Direktur PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, R Tulus Panduwijaja mengungkapkan, pengembangan kapasitas PG Assembagoes telah mencapai 99 persen.

“Kami harapkan tahun ini, bisa melakukan proses penggil­ingan dengan baik,” kata Tulus dalam keterangan resminya, kemarin.

Baca juga : Komitmen Kembangkan Energi Alternatif, Pertamina Lanjutkan Kajian Gasifikasi Batubara

General Manager PG Assem­bagoes, Agus Priambodo me­nambahkan, proyek modernisasi dan pengembangan kapasitas PG Assembagoes saat ini telah me­masuki tahun keempat. Menurut Agus, pengembangan kapasitas giling PG Assembagoes ber­jalan sesuai rencana. Kapasitas produksi akan meningkat dari 1.500 tcd (tone cane day) men­jadi 3.000 tcd.

“Kami optimis 2021 PG As­sembagoes bisa giling lancar, sehingga bisa membantu meng­giling tebu petani dengan opti­mal,” harap Agus.

Terpisah, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arif Prase­tyo Hadi yakin, BUMN Klaster Pangan bisa secara efektif dan efisien mengawal ketersediaan pangan. Apalagi, jika nanti Hold­ing Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Klaster Pangan terben­tuk. Keberadaannya bisa berperan dalam menjaga stabilitas stok pangan dari hulu sampai hilir.

Baca juga : Holding BUMN Pangan Kerek Produksi Dan Konsumsi Ikan

“Harga di petani harus baik. Kemudian harga di masyarakat juga harus baik. Kami meya­kini akan dapat mengatur inven­tory dan stok level komoditas pangan agar dapat terdistribusi merata sampai ke seluruh In­donesia,” kata Arif di Jakarta, Senin (15/2).

Namun demikian, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa meng­ingatkan, sekarang ini makin banyak kebun tebu yang tak berproduksi. Hal ini lebih disebabkan faktor kesejahteraan para petani.

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indo­nesia (AB2TI) ini mencontohkan, harga beli gula tingkat petani hanya Rp 9.700 per kilogram, se­mentara biaya produksinya lebih tinggi sekitar Rp 10.500 per ki­logram (kg). “Dan ini terjadi se­lama 5-6 tahun terakhir,” terang Dwi kepada Rakyat Merdeka, Selasa (16/2).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.