Dark/Light Mode

Diskon Pajak Kendaraan Diragukan Efektif

Rakyat Lebih Pilih Nabung Daripada Beli Mobil Baru

Senin, 1 Maret 2021 05:10 WIB
Ilustrasi. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pede relaksasi PP­nBM untuk mobil baru bakal menambah pendapatan negara. Lantaran, menurutnya, relak­sasi akan mendorong harga jual mobil menjadi lebih murah. Sehingga, bakal meningkatkan pur­chasing power dari masyarakat dan memberikan jumpstart pada perekonomian.

Relaksasi PPnBM dilakukan secara bertahap selama 9 bulan. Setiap tahap berlangsung dalam 3 bulan. Tahap pertama, kebi­jakan PPnBM 0 persen. Tahap kedua, PPnBM 50 persen. Dan, tahap ketiga PPnBM 25 persen.

Insentif ini berlaku untuk mobil pada segmen kendaraan di bawah 1500 CC. Yaitu, untuk kategori sedan dan 4x2. Relak­sasi tersebut mulai berlaku pada 1 Maret 2021 atau hari ini.

Baca juga : Dialog Kairo Kelar, Haniyeh Ucapkan Selamat Kepada Abbas

Lewat kebijakan ini, pemerin­tah berharap bisa meningkatkan pertumbuhan industri otomotif dengan local purchase kendaraan bermotor di atas 70 persen.

“Harapannya konsumsi masyarakat berpenghasilan me­nengah atas akan meningkat, sehingga meningkatkan utilisasi industri otomotif dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini,” ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Jumat (12/2).

Ia mengatakan, dengan ske­nario relaksasi PPnBM di­lakukan secara bertahap, maka berdasarkan data Kemente­rian Perindustrian (Kemenperin) diperhitungkan dapat terjadi peningkatan produksi yang akan mencapai 81.752 unit.

Baca juga : Tokomodal Salurkan Pembiayaan Lebih Dari Rp 800 Miliar

Estimasi terhadap penam­bahan output industri otomo­tif tersebut juga diperkirakan akan dapat menyumbangkan pemasukan negara sebesar Rp 1,4 triliun. Sehingga disamping penerimaan dari PPnBM mobil baru menjadi berkurang, namun aktivitas ekonomi dari kembali bergeliatnya industri otomotif dalam negeri diyakini bakal tetap menambah pendapatan negara.

“Kebijakan tersebut juga akan berpengaruh pada pendapatan negara yang diproyeksi terjadi surplus penerimaan sebesar Rp 1,62 triliun,” ungkapnya.

Menurut Airlangga, pulihnya produksi dan penjualan indus­tri otomotif akan membawa dampak yang luas bagi sektor industri lainnya. Sebab, dalam menjalankan bisnisnya, industri ini memiliki keterkaitan den­gan industri lainnya (industri pendukung), di mana industri bahan baku berkontribusi seki­tar 59 persen dalam industri otomotif. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.