Dark/Light Mode

Pasar Tanah Air Masih Luas

Sepatu Brodo Tolak Tawaran Ekspor

Minggu, 7 April 2019 07:51 WIB
Toko Brodo. (Foto: Brodo)
Toko Brodo. (Foto: Brodo)

RM.id  Rakyat Merdeka - M Yukka Harlanda, menjadi sosok wirausaha muda yang cukup diperhitungkan di Indonesia. Memikirkan usaha sejak SMA pada 1990-an, kini, produk sepatu kulit dengan brand Brodo menjadi produk populer di kalangan milenial.

Sekarang ini ia mampu memproduksi 125 ribu pasang sepatu per bulan. Produk Brodo pun telah tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Bahkan omzet Brodo per tahuh bisa mencapai puluhan miliar. Soal kualitas, jangan ditanya, karena dia sudah sering dibujuk agar mengeskpor Brodo.

Namun Yukka memiliki pertimbangannya sendiri. Dia belum mau ekspor, karena ingin fokus menggarap pasar Indonesia yang sangat besar, mulai dari Sabang hingga Merauke.

“Alhamdulillah, nama besar Brodo sudah sampai keluar negeri, termasuk China. Saya pernah ditawari untuk ekspansi ke China. Tapi karena pasar di Indonesia sendiri masih besar, saya ingin lebih fokus di pasar Indonesia saja dulu. Dari Sabang sampai Merauke pun belum terjamah semua,” ucap Yukka saat ditemui Rakyat Merdeka.

Baca juga : BKS Jewer Garuda dan Lion

Yukka berpendapat, pasar di Indonesia yang masih sangat besar, sehingga sayang jika dilewatkan. “Teman saya orang Filipina dan Singapura malah ingin masuk ke sini. Masa saya malah keluar. Apalagi sekarang ada e-commerce, yang membantu kita ekspansi lebih cepat,” imbuhnya.

Namun alumnus Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengakui, memang tidak mudah mendorong produk UKM bisa tembus pasar ekspor. Mulai dari perizinan, mahalnya biaya-biaya untuk ekspor serta kesiapan UKM, menjadi beberapa kendala yang dihadapi saat ini.

“Sekarang yang terpenting bagaimana membangun infrastruktur, agar siap bisa bersaing di pasar global,” ujarnya.

Menurutnya, butuh sekitar tiga tahun lagi agar Brodo siap berada di pasar global, baik dari sisi merek maupun infrastruktur. “Saya nggak menampik ketertarikan untuk ekspor, tapi ya itu tadi butuh pembelajaran, nggak bisa asal begitu saja. Karena kalau berani diadu, produk lokal pun nggak kalah sama yang luar negeri,” cetusnya.

Baca juga : Pelapor Kasus Pengaturan Skor Sepakbola Dikabarkan Cabut Berkas

Ia berharap, ke depan, pemerintah semakin memberikan kesempatan dan peluang bagi para pelaku usaha, untuk bisa berkembang dari berbagai sisi, termasuk perizinan hingga kemudahan usaha untuk ekspor.

Pertimbangan lain, sambung Yukka, untuk ekspor dibutuhkan investasi yang besar. Ia sendiri, pernah mengalami sulitnya mencari investor.

“Sayangngya nggak ada yang dari lokal, mereka nggak percaya sama visi kami. Justru, mayoritas investor dari luar negeri semua. Yaitu perusahaan venture capital dari luar negeri, kami nggak punya aset, makanya kami nggak dapat modal dari perbankan. Biasanya kami pakai dari pembiayaan fintech,” sebutnya.

Ia pun mendapat permodalan dari investor Amerika di 2016 dan Jepang di 2017 dengan pendanaan series E. Di mana mayoritas usaha tetap jadi miliknya, namun investor ada juga yang duduk jajaran komisaris.

Baca juga : Gandeng Arab Saudi, Kadin Jajaki Ekspor UKM

“Industrinya sepatu di Indonesia memang nggak seksi, tapi potensi ke depannya ada, dan besar. Jaga konsumer yang ada tapi loyal, dibanding banyak tapi nggak order ulang,” tuturnya.

Sepatu-sepatu kulit Brodo diproduksi di pabrik Tangerang dan 20 mitra UMKM di Bandung. “Kalau kapasitas yang besar jelas di pabrik, tapi kalau produksi lebih banyak ada di Bandung karena UMKM. Penjualan saat ini paling besar memang dari pemesanan online di web resmi dan toko offline,” jelasnya.

Brodo memiliki 11 outlet di Jakarta, Bandung, Makassar, Solo, Depok, Bekasi, Bogor, Yogya dan Solo. Ia pun berencana ingin menambah outlet di Medan. Toko offline sebenarnya hanya dipakai untuk orang melihat langsung, karena penasaran dengan produk, dan juga untuk keperluan return (pengembalian) sepatu, jika ada kerusakan.

Diakui Chief Operating Officer (COO) Brodo, Putera Dwi Karunia, sebelum menyasar potensi pasar global, mereka harus siap menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari penguatan brand, hak paten, hingga kemampuan untuk memenuhi permintaan. "Kualitas produk menjadi modal utama untuk terus berkarya dan mengembangkan bisnis. Kualitas sepatu yang diproduksi Brodo dari Cibaduyut itu bagus," klaim Putera. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.