Dark/Light Mode

Omongan Jokowi Terbukti

Ekonomi 7 Persen Mimpi Jadi Nyata

Jumat, 6 Agustus 2021 08:00 WIB
Ilustrasi, pertumbuhan ekonomi. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi, pertumbuhan ekonomi. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Sejumlah kebijakan pemerintah selama ini melalui program bantuan dan pemulihan ekonomi nasional, turut membantu menahan tekanan kepada masyarakat dan juga pelaku usaha,” kata Arif.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu dipengaruhi antara lain faktor dari basis pertumbuhan ekonomi yang rendah (low base effect) pada kuartal II-2020 yang terkontraksi dalam yaitu minus 5,32 persen. Selain itu, ia mengakui adanya pemulihan ekonomi yang didukung beberapa insentif kebijakan pemerintah dalam upaya mendorong peningkatan pendapatan masyarakat.

Josua menambahkan, kendati kuartal II meroket, pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi akan cenderung melambat. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang melakukan pembatasan mobilitas masyarakat melalui PPKM Darurat.

Baca juga : Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Ekonom: Jadi Kabar Baik Di Tengah Pandemi

Ekonom Indef, Nailul Huda mengaku cukup terkejut dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021. Soalnya, Indef memperkirakan di angka 5 persen. Menurutnya, selain basis pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 sangat rendah, pertumbuhan ekonomi ditopang pelonggaran mobilitas masyarakat selama April-Mei 2021, termasuk pada periode libur Lebaran 2021. Kondisi ini mendorong konsumsi rumah tangga tumbuh 5,93 persen (yoy) pada kuartal II 2021.

Meningkatnya mobilitas masyarakat itu juga mendorong pertumbuhan sektor transportasi sebesar 25 persen. Padahal periode yang sama tahun lalu sektor ini minus 30 persen.

Dengan capaian ini, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 berada di kisaran 2,3 sampai 3 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi di 2021 ini akan bergantung pada capaian di kuartal III dan kuartal IV mendatang. Mengingat saat ini ada kebijakan PPKM yang tentunya sangat berpengaruh pada kegiatan ekonomi masyarakat.

Baca juga : Menpora Pastikan Jokowi Bakal Undang Kontingen Olimpiade Ke Istana

Eks Menteri Keuangan, Chatib Basri menilai, angka 7 persen ini menunjukkan perbaikan ekonomi mulai terjadi. Terlihat dari meningkatnya penjualan mobil dan motor.

Selain itu, ada peningkatan ekspor yang ditopang peningkatan aktivitas manufaktur dan kenaikan harga sejumlah komoditas di pasar global seperti batu bara. Selain itu, konsumsi rumah tangga mulai pulih dipicu oleh pelonggaran mobilitas selama kuartal II.

Menurutnya, tantangan pertumbuhan ekonomi ke depan adalah menjaga mobilitas tetap berjalan, namun kasus Corona tetap bisa ditekan. Kondisi itu, kata dia, hanya bisa terwujud dengan pengetatan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.