Dark/Light Mode

Moeldoko Dorong Peningkatan Kapasitas Petani Di Indonesia

Kamis, 19 Agustus 2021 17:23 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko berkomitmen mendorong peningkatan kapasitas petani di Indonesia. Peningkatan kapasitas ini untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemerdekaan bagi para petani.

Hal itu dikatakan Moeldoko dalam acara diskusi daring buku berjudul ‘Kemerdekaan bagi Petani, Kemerdekaan untuk Kita Semua’ yang ditulis oleh Prof Agus Pakpahan, Kamis (19/8),

Dalam diskusi tersebut, Eks panglima TNI ini setuju dengan konsep yang menjelaskan beberapa strategi pembangunan pertanian di Indonesia telah membuat kemerdekaan petani berkurang.

“Kesejahteraan petani perlu ditingkatkan secara konsisten karena kemerdekaan petani akan berpengaruh terhadap kemerdekaan masyarakat keseluruhan. Dalam artian pemenuhan kebutuhan dasar,” katanya.

Baca juga : Toyota Hadirkan Gazoo Racing Di Indonesia

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini menambahkan,  bahwa kemerdekaan petani dapat dilihat pada kehidupan petani yang kian sejahtera dan setidaknya dapat diukur dari tiga hal, yakni tingkat pendidikan, aset ekonomi, dan tingkat kemandirian. 

Pada kondisi pandemi Covid-19 ini, sektor pertanian membuktikan ketangguhannya untuk menjadi sektor unggulan yang mencegah ancaman resesi ekonomi nasional yang lebih buruk.  Pada tahun 2020, ketika pertumbuhan ekonomi makro tercatat kontraksi atau minus 2,07 persen, sektor pertanian tumbuh positif 1,75 persen. 

Berdasarkan survei pertanian 2018, jumlah petani saat ini mencapai 33,5 juta, dengan jumlah rumah tangga petani mencapai 27,2 juta rumah tangga. Angka ini meningkat 5,7 persen dibandingkan 2013 yang berjumlah 25,7 juta rumah tangga. 

Namun menurut Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 (SPP 2013) BPS, rata-rata pendapatan rumah tangga tani dari usaha di sektor pertanian hanya Rp12,4 juta per tahun atau Rp 1 juta per bulan. 

Baca juga : Charlotte Bellis, Satu-satunya Jurnalis Perempuan Di Konpers Taliban

Upah ini dianggap masih terlalu minim jika dibandingkan dengan usaha keras para petani. “Pasang-surut pertanian Indonesia sangat tergantung pada kerja sama sinergis Pemerintah, dunia usaha, petani, akademisi, bahkan partai politik dan lain sebagainya,” tegasnya.

Pemerintah telah mencoba untuk senantiasa meningkatkan kapasitas petani, baik dalam berusahatani, maupun dalam mengelola ekonomi rumah tangganya dengan memberdayakan para wanita tani dan petani milenial. 

Selain itu, para wanita tani dan petani milenial juga diberikan pembekalan, pelatihan dan magang di beberapa perusahaan, agar memiliki akses yang setara dengan pelaku ekonomi lain.

Selain mendorong peningkatan kapasitas petani, Pemerintah juga akan terus mendorong upaya pengembangan sumber pangan alternatif, agar negara ini tidak terlalu tergantung pada beras dan para petani bisa mengembangkan produk pertanian lain yang dapat memberikan nilai tambah. 

Baca juga : Jokowi Puji Purnapaskibraka Jadi Duta Pancasila

Salah satu program diversifikasi pangan dari Pemerintah misalnya adalah pengembangan tanaman porang, terutama di Jawa Timur

“Petani milenial dan wanita tani juga berperan penting dalam menentukan masa depan pertanian Indonesia, saya sepakat dengan apa yang telah disampaikan oleh Moeldoko,” kata Dosen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Eka Yulian. [MFA] 
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.