Dark/Light Mode

Permintaan Domestik Lesu, September Deflasi 0,04 Persen

Jumat, 1 Oktober 2021 20:52 WIB
Bank Indonesia. (Foto: ist)
Bank Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2021 mengalami deflasi 0,04 persen (month to month/mtm) setelah bulan sebelumnya mencatat inflasi 0,03 persen.

Perkembangan ini dipengaruhi oleh deflasi kelompok volatile food dan penurunan inflasi kelompok inti, di tengah peningkatan inflasi kelompok administered prices. 

Secara tahunan, inflasi IHK September 2021 tercatat 1,60 persen yoy, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,59 persen yoy. 

Baca juga : PPP Minta Direksi Merger Pelindo Diisi Sosok Berpengalaman

"Ke depan, Bank Indonesia (BI) tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah. Baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi 2021 sesuai kisaran targetnya sebesar 3 persen plus minus 1 persen," ujar Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur, Jumat (1/10).

Kelompok inti pada September 2021 mencatat inflasi 0,13 persen mtm, menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21 persen mtm. Berdasarkan komoditasnya, penurunan inflasi inti terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas emas perhiasan seiring pergerakan harga emas global. 

"Penurunan inflasi inti lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas sewa rumah, seiring mobilitas masyarakat yang membaik akibat pelonggaran pembatasan aktivitas," sebutnya.

Baca juga : Kementan Komitmen Kembangkan Produksi Susu Segar Dalam Negeri

Secara tahunan, inflasi inti September 2021 tercatat sebesar 1,30 persen yoy, sedikit menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,31 persen yoy. Inflasi inti yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.

Kelompok volatile food mencatat deflasi 0,88 persen mtm pada September 2021, lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,64 persen mtm. Penurunan harga pangan bergejolak terutama didorong oleh penurunan harga telur ayam ras dan komoditas hortikultura seiring terjaganya pasokan pada masa panen. 

"Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) global. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 3,51 persen yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,80 persen yoy," kata Nur.

Baca juga : Pemerintah Dorong Perbankan Beri Pembiayaan UMKM Hingga 30 Persen

Kelompok administered prices pada September 2021 mencatat inflasi 0,14 persen mtm, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,02 persen mtm. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas aneka rokok seiring berlanjutnya dampak kenaikan cukai tembakau. 

"Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 0,99 persen yoy, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,65 persen yoy," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.