Dark/Light Mode

Sahamnya Masih Anjlok Di bawah Harga IPO

Bukalapak Belum Mau Dual Listing Ke Amrik

Sabtu, 16 Oktober 2021 06:50 WIB
Ilustrasi Bukalapak. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi Bukalapak. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Sebelumnya, Sekretaris Perusa­haan Bukalapak Perdana Arning Saputro menegaskan, BUKA bu­kan merupakan pihak dalam per­janjian antara JPMorgan, sebagai kustodian dan pemegang ADS.

“Kami juga tidak terlibat dalam Registration Statement under The Securities Act of 1933 for ADS evidenced by American Depositary Receipt,” tegas Arning dalam surat tanggapan yang disampaikan ke Bursa Efek In­donesia (BEI), Senin (27/9).

Hingga kini, kata dia, isu tersebut tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, kinerja keuangan serta pencatatan saham perusahaan.

Baca juga : Bos Bukalapak Tepis Isu Dual Listing Di AS

“Sampai dengan tanggal surat ini juga, tidak ada informasi atau fakta material yang dapat mem­pengaruhi harga saham. Serta kelangsungan usaha perusahaan yang belum diungkapkan kepada publik,” ujar Arning.

Diketahui, pada akhir sesi IKamis (14/10), saham berkode BUKA ini parkir di level Rp 730 per lembar saham. Harga tersebut naik 35 poin atau 5,04 persen. Sepanjang sesi BUKA bergerak dalam kisaran Rp 695-750 per lembar saham.

Sementara, kemarin, saham BUKA dibuka di level Rp 755 per saham, dan sempat menyen­tuh level low Rp 715 dan high Rp 760. Namun kemudian ditutup pada level Rp 730.

Baca juga : Pensiun Dari GIC, Komisaris Bukalapak Mengundurkan Diri

Menyoal ini, Analis Senior Cer­tified Securities Analyst (CSA) Research Institute Reza Priyam­bada melihat, masih ada keber­lanjutan tren bullish saham-saham teknologi. Tetapi hal ini akan sangat dipengaruhi oleh berbagai sentimen dibanding faktor fundamental.

“Kalau kita lihat, viralnya saham-saham teknologi juga belum lama karena dipicu digitalisasi, ditambah lagi adanya pandemi. Padahal, digi­talisasi bagian dari pengembangan sistem yang ada,” kata Reza ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Namun, diakuinya, saham teknologi akan menguasai market capital bursa domestik di masa depan, karena aktivitas kehidupan banyak berbasis teknologi.

Baca juga : PKS Belum Mau Mikirin Kasus Gubernur Sumbar

Hanya saja, sambungnya, belum tentu saham teknologi akan kembali memimpin per­tumbuhan gain, khususnya pada kuartal IV-2021. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.