Dark/Light Mode

Dibangun Sebelum Ada Paris Agreement

PLTA Seguling Bukti RI Pro Green Energy

Jumat, 12 November 2021 06:50 WIB
Saguling Power Generation and O&M Services Unit (POMU) berlokasi di Rajamandala, Bandung Barat, Jawa Barat. (Foto: Istimewa).
Saguling Power Generation and O&M Services Unit (POMU) berlokasi di Rajamandala, Bandung Barat, Jawa Barat. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan mendukung pengendalian perubahan iklim. Komitmen itu tak perlu diragukan. Karena, sejak tahun 1985, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah mengoperasikan pembangkit ramah lingkungan.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, salah satu bukti kepemimpinan PLN dalam mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia, bisa dilihat melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling Power Generation O&M Services Unit (POMU), di Jawa Barat.

Beroperasi sejak 1985, pembangkit yang dikelola dan dioperasikan PT Indonesia Power (IP), anak usaha PLN, merupakan pembangkit pendukung beban puncak di Sistem Jawa-Bali.

Baca juga : 36 Tahun Beroperasi, PLTA Saguling Dukung Transisi Energi Hijau

“Ini menjadi bukti bahwa Indonesia sudah lebih dulu mengoperasikan pembangkit listrik yang ramah lingkungan (green energy). Bahkan sebelum Paris Agreement diteken,” ungkap Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, target pembangunan EBT di Indonesia dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017 mengenai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Dalam RUEN, disebutkan target energi primer EBT pada 2025 paling sedikit mencapai 23 persen dan meningkat menjadi 31 persen pada 2050. Dengan patokan tersebut, maka kapasitas penyediaan pembangkit listrik EBT pada 2025 harus mencapai sekitar 42,5 Gigawatt (GW) dan menjadi 167,7 GW pada 2050.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Indonesia Power M. Ahsin Sidqi menjelaskan, PLTA Saguling POMU berperan penting dalam sistem kelistrikan Jawa Bali. Berkapasitas 700,72 Mega Watt (MW), PLTA Saguling berkontribusi sebesar 2,5 persen dari sistem Jawa-Bali dengan total kapasitas 27.700 MW.

Baca juga : KSAD Bangun Kembali Rumah Prajurit Yang Runtuh Akibat Gempa

Tiga fungsi utama yang diemban PLTA Saguling POMU antara lain sebagai baseload, stabiliser. Serta mengurangi emisi karena menggunakan EBT. Listrik ramah lingkungan dari PLTA Saguling disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Saguling dan diinterkonesikan ke jaringan se-Jawa dan Bali melalui Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kilo Volt (kV).

“Fungsinya selain sebagai tambahan untuk menyuplai listrik di Jawa Bali, juga mengamankan Jawa Bali apabila terjadi gangguan listrik,” ujarnya.

Saat terjadi kendala listrik, Ahsin memaparkan, PLTA yang selama ini memasok kebutuhan Cibinong, Cirata dan Bandung Selatan tersebut akan dialihkan ke jaringan Jawa dan Bali. Selain itu, PLTA Saguling POMU juga berfungsi sebagai pengatur sistem frekuensi dengan menerapkan Load Frequency Control (LFC).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.