Dark/Light Mode

97 Rute Penerbangan Bakal Ditutup

Bertahan Di Era Pandemi, Garuda Banjir Dukungan

Selasa, 16 November 2021 06:50 WIB
PT Garuda Indonesia (Persero) akan memangkas jumlah rute penerbangan dari 237 rute pada 2019 menjadi 140 rute pada 2022. Ilustrasi. (Foto: Istimewa).
PT Garuda Indonesia (Persero) akan memangkas jumlah rute penerbangan dari 237 rute pada 2019 menjadi 140 rute pada 2022. Ilustrasi. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Pasalnya, potensi penerbangan dalam negeri atau domestik masih cukup besar. Berbeda dengan penerbangan internasional yang masih mengalami pembatasan perjalanan dan harus menyesuaikan dengan aturan dari negara tujuan.

Gatot juga mendorong maskapai memperbaiki diri di internal. Sementara pemerintah terus memberikan dukungan melalui kebijakan yang langsung menyentuh operasional maskapai.

“Misalnya terkait rute, pengaturan tarif, slot, biaya kargo, avtur, pajak. Termasuk negosiasi ulang sewa pesawat dan lainnya,” pungkas Gatot.

Baca juga : Sandiaga Sebut, Perkembangan Teknologi Buka 46 Juta Lapangan Kerja Baru

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra curhat saat rapat dengan Komisi VI DPR. Dia bilang, selama ini perseroan kerap mendapat paksaan soal pembukaan rute penumpang. Padahal dari rute tersebut, pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.

Alhasil, perusahaan menanggung kerugian akibat beroperasinya sejumlah maskapai di rute-rute yang tidak menghasilkan pendapatan.

“Soal business plan, pertama Garuda harus untung. Kami tahu soal bikin untung. Tapi selama ini kami terdesak, bikin kami nggak untung karena ada banyak tekanan membuka rute, gaya-gayaan,” aku Irfan saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (9/11).

Baca juga : Kader PKK Dituntut Terampil Dan Mandiri Di Tengah Pandemi

Tak hanya itu, pihaknya juga harus menjalankan pesawat yang jenisnya tidak sesuai dengan karakteristik perusahaan. Sehingga makin membebani ongkos produksi. Dua jenis pesawat yang dimaksud adalah Bombardier CRJ dan ATR.

Karena itu, kini perseroan harus menutup rute yang sepi penumpang. Contohnya, Bandar Udara Internasional Juwata di Tarakan, Kalimantan Utara.

Tak hanya dalam negeri, perusahaan juga telah mengurangi secara masif penerbangan rute internasional. Seperti penerbangan ke Amsterdam-Belanda, London-Inggris, Jeddah-Arab Saudi dan Nagoya-Jepang. Rute-rute itu ditutup sementara sejak awal 2020 akibat sepi penumpang.

Baca juga : Kunjungan LN Perdana Di Masa Pandemi, Jokowi Pilih Naik Garuda

Atas penutupan sejumlah rute tersebut, dia meminta pengertian, baik dari anggota DPR maupun masyarakat selaku pengguna jasa.

Hal ini demi kepentingan bisnis maskapai pelat merah yang tengah dirundung masalah finansial akibat utang 9,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau nyaris Rp 140 triliun.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.