Dark/Light Mode

Teken Kerja Sama Dengan Universitas Bung Karno

Kepala BNPT Ajak Civitas Akademika Jaga Konstitusi Bangsa Dari Ideologi Asing

Rabu, 25 Mei 2022 11:38 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar. (Foto: Humas BNPT)
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar. (Foto: Humas BNPT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus membangun kerja sama dengan setiap komponen bangsa dalam semangat pentahelix.

Salah satu unsur bangsa yang strategis untuk bekerja sama melawan ideologi kekerasan adalah civitas akademika. Sebab, mahasiswa dan mahasiswi merupakan kelompok rentan terpapar paham ideologi terorisme berbasis kekerasan. 

Baca juga : Airlangga Ajak Anggota G20 Datang Ke Indonesia

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyampaikan pentingnya peran generasi muda untuk menyelamatkan bangsa dalam menyongsong satu abad bangsa Indonesia pada tahun 2045. Terutama, dalam menangkal pengaruh-pengaruh ideologi bangsa sehingga perlu penguatan pada jati diri bangsa.

"Kita harus memiliki antibodi yang baik dalam menghadapi virus radikalisme terorisme dengan empat pilar kebangsaan, empat konsensus nasional ditambah moderasi beragama," jelas Boy, dalam kegiatan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Antara Universitas Bung Karno dengan BNPT dan Kuliah Umum di aula fatmawati- UBK, seperti keterangan yang diterima RM.id, Rabu (25/5).

Baca juga : Wamendag Puji Kerja Sama Lintas Kementerian Dan Pemda Jaga Pasokan Bahan Pokok

Pembina Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) ini turut mengajak mahasiswa dan mahasiswi UBK agar mau menjadi generasi muda yang gigih mempertahankan konstitusi negara dari pengaruh dan upaya-upaya untuk mengganggu ideologi bangsa.

"Sebagai generasi muda, lulusan UBK harus menjadi garda terdepan mengamankan konstitusi negara dari pengaruh dan upaya-upaya untuk mengganggu ideologi bangsa kita yang sudah kita yakini bersama sebagai ideologi pemersatu," imbaunya. 

Baca juga : Tak Berani Naikin Harga, Ukuran Tahunya Dikecilin

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno M. Mahendra Putra menyampaikan, sikap intoleransi, radikalisme, dan terorisme selalu terjadi yang disebabkan oleh sebuah keyakinan dan pemikiran yang dipaksakan. Oleh sebab itu konsensus nasional penting untuk dipahami bersama.

"Jika kita memahami dan menghayati Pancasila, maka kita tidak akan pernah terlibat dengan konflik di dalam maupun di luar sebagai individu, anak bangsa dan warga negara karena inti dari Pancasila adalah menyadari bahwa kita semua bersaudara dan selalu mengembangkan nilai-nilai toleransi," ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.