Dark/Light Mode

Menemui Perajin Tahu Yang Menjerit Karena Kedelai Mahal

Tak Berani Naikin Harga, Ukuran Tahunya Dikecilin

Senin, 21 Februari 2022 08:45 WIB
Produsen tempe dan tahu akan menggelar mogok produksi pada 21 Februari hingga 23 Februari 2022 karena kenaikan harga kedelai. (Foto: RIZKI SYAHPUTRA / RM).
Produsen tempe dan tahu akan menggelar mogok produksi pada 21 Februari hingga 23 Februari 2022 karena kenaikan harga kedelai. (Foto: RIZKI SYAHPUTRA / RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Melonjaknya harga kedelai sangat memukul perajin tempe dan tahu. Bagi mereka, kenaikan harga kedelai seperti buah simalakama. Menaikkan harga akan ditinggal pembeli, harga tidak dinaikkan rugi. Nah, agar tetap bisa bertahan para perajin mulai mengurangi ukuran tahu dan tempe.

Salah satu perajin tahu yang tetap mencoba bertahan adalah Basuki. Dia merupakan perajin tahu rumahan di wilayah Limo, Depok, Jawa Barat. Tahu produksinya, dia pasarkan di wilayah Limo.

Baca juga : Kalau Masih Impor, Nggak Akan Bisa Kendalikan Harga

Saat Rakyat Merdeka berkunjung ke rumahnya, kemarin sore, Basuki baru saja pulang menjual dagangannya. Raut mukanya pun masih terlihat cape. Meski cape, dia tetap menunjukkan semangatnya.

Alhamdulillah, sudah habis. Biasanya maghrib saya masih di jalan,” kata Basuki, membuka perbincangan dengan menceritakan dagangannya.

Baca juga : Bamsoet: Migor Langka Dan Kedelai Jangan Berlarut-larut

Bukan tanpa alasan dagangannya cepat habis. Basuki menyebut, perajin tahu sudah mulai mogok kerja buntut dari mahalnya harga kedelai yang merangsak naik belakangan ini. Karena itu, stok tahu jadi terbatas di pasaran. “Tetap ada hikmahnya kedelai naik,” cetusnya, bercucuran keringat.

Sehari-hari, Basuki dibantu istrinya, menjalankan usaha tahu rumahan ini. Dia sendiri merupakan generasi ketiga dari perajin tahu bernama Baba Didi yang sejak 1970, sudah berjualan. “Sudah turun-temurun, dari satu tahu 25 perak. Sekarang saya jual seribu satu potongnya,” kenangnya.

Baca juga : Sekjen Priboemi: Pers Cahaya Yang Mencerdaskan Kehidupan Bernegara

Basuki dan istrinya membuat tahu di rumahnya. Tepatnya, di depan rumahnya. Ukuran pabrik tahunya tidak besar. Seukuran kontrakan dan terbuat dari kayu. Di depan pabriknya itu, terdapat tumpukan kayu bakar untuk membuat tahu. Sedangkan di bagian dalam terdapat alat pembuatan tahu dan kontainer-kontainer untuk membawa tahu.

Saat Rakyat Merdeka melihat pabriknya, memang belum mulai kegiatan produksinya. Dia baru membuat tahu pada tengah malam agar pagi sudah bisa jadi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.