Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Menteri Teten Masduki

UMKM Jangan Terus Berada Di Pinggiran

Sabtu, 17 September 2022 07:06 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki (kanan) berbincang dengan Direktur Utama Rakyat Merdeka Kiki Iswara di Jakarta, Senin (15/8). (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki (kanan) berbincang dengan Direktur Utama Rakyat Merdeka Kiki Iswara di Jakarta, Senin (15/8). (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM)

 Sebelumnya 
Dari sisi produk juga telah banyak yang melakukan inovasi, seperti membuat produk siap saji frozen food, skincare, hand sanitizer dan masker.

“Selain Kemenkop yang berkoordinasi dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), peran e-commerce juga penting. Kami banyak kerja sama untuk memberikan pendampingan agar UMKM go online,” sebut Teten.

UMKM Pasca Pandemi.

Saat ini, dengan kondisi pandemi yang kian melandai, diyakini Menteri Teten sebagai momentun bagi UMKM. Bukan hanya pulih, tapi juga harus bertransformasi. Karena itu butuh dukungan semua pihak untuk mewujudkannya.

“Saya sering mengatakan UMKM kita sebagai backbone. Karena yang paling dahsyat, mereka ini mampu menciptakan lapangan kerja hingga 97 persen secara nasional. BUMN dan perusahaan besar-besar itu hanya menyumbang lapangan kerja sekitar 3 persen,” ungkapnya.

Baca juga : Konsumsi BBM Naik Terus, Konversi Energi Dipercepat

Namun sayangnya, Teten menilai masih banyak yang berpandangan bahwa UMKM hanya bagian dari ekonomi subsisten. Yakni, usaha yang dilakukan untuk sekadar memenuhi kebutuhan pribadi. 

Untuk itu, imbuh Teten, Presiden Joko Widodo sudah memberikan arahan bahwa UMKM tidak boleh lagi dipandang sebagai ekonomi subsisten, tapi sebagai backbone perekonomian.

Yang harus didorong dengan porsi kredit UMKM di perbankan mencapai 30 persen di tahun 2024. Di mana saat ini baru di kisaran 19 persen sampai 20 persen. 

"Karena berkaca pada Korea Selatan, kredit perbankan mereka sudah 81 persen untuk UMKM,” katanya.

Selain itu, dalam memastikan UMKM terus bertumbuh pasca pandemi adalah, adanya regulasi 40 persen anggaran belanja Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk membeli produk UMKM. Disusul dengan regulasi untuk kemudahan perizinan mulai dari izin usaha, NIB (Nomor Induk Berusaha), maupun izin-izin lain. Tujuannya, agar Pemerintah pusat dan daerah tidak lagi impor untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Karena semua sudah disediakan oleh UMKM.

Baca juga : Forkonas PP DOB: Janji Pembukaan Moratorium Pemekaran Jangan Sekadar Angin Surga

“Ekosistem seperti ini yang saya inginkan terus diperkuat, tapi memang kemudian, persoalan UMKM naik kelas tak bisa sendiri-sendiri, harus konsolidasi," tegas Teten.

Mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) ini melanjutkan, sekarang Kemenkop sedang mematangkan strategi pembangunan korporatisasi petani yang akan menjadi pilot project

Ini agar petani-petani kecil membentuk koperasi, lalu terhubung dengan off taker dan market. Sehingga, dari sisi pembiayaan, yang awalnya petani jarang dilirik lembaga keuangan karena risiko kredit macetnya tinggi, sekarang jadi lebih terbuka.“Kami berpikir ini adalah strategi yang bagus untuk UMKM naik kelas. Sehingga akan dibuat juga klaster-klaster korporatisasi lain. Seperti kerajinan, pedagang, dan sebagainya,” jelas Menkop.  

Hal lain yang ditekankan, Teten meminta UMKM jangan terus berada di pinggiran. Dia mengambil contoh China atau Jepang, yang UMKM-nya banyak yang menjadi bagian dari supply chain atau rantai pasok industri nasional. 

“Kita harus mulai menyiapkan UMKM ini bagian dari industri. Alhamdulillah, semua itu sudah masuk ke Undang-Undang Cipta Kerja,” tutur Teten.

Baca juga : Meski Rumit, Negara G20 Sepakat Bangkit Bersama

Hal lain yang diharapkan, UMKM mampu bermitra dengan perusahaan besar, seperti PLN. Teten yakin, komponen yang dibutuhkan perusahaan setrum negara itu sudah banyak yang bisa dipenuhi UMKM lokal.

“Jadi nanti UMKM tidak cuma bisa bikin keripik-keripikan, tapi sudah menciptakan produk berbasis teknologi maupun inovasi,” pintanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.