Dark/Light Mode

Jokowi Tegaskan, Krisis Pangan Bukan Perkara Gampang, Ini 3 Alasannya

Jumat, 29 September 2023 18:35 WIB
Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional Rakernas IV PDIP bertema Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat di Jakarta International JI Expo Kemayoran, Jumat (29/9/2023). (Foto: YouTube PDI Perjuangan)
Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional Rakernas IV PDIP bertema Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat di Jakarta International JI Expo Kemayoran, Jumat (29/9/2023). (Foto: YouTube PDI Perjuangan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, krisis pangan yang kita hadapi saat ini, bukan perkara gampang. Betul-betul sesuatu yang tidak mudah untuk diselesaikan.

Terkait hal tersebut, Jokowi pun menjelaskan tiga faktor yang membuat krisis pangan saat ini menjadi semakin pelik. Berikut uraiannya:

1. Perubahan Iklim

Jokowi mengatakan, dampak perubahan iklim sangat nyata kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari saat ini.

"Kenaikan suhu bumi, kekeringan di mana-mana, kemarau panjang, sehingga menyebabkan gagal tanam, gagal panen dan Super El Nino yang ada di tujuh provinsi di negara kita, juga mempengaruhi pasokan pangan rakyat Indonesia," papar Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP bertema "Kedaulatan Pangan Untuk Kesejahteraan Rakyat" di Jakarta International (JI) Expo Kemayoran, Jumat (29/9/2023).

2. Geopolitik Dunia

Baca juga : Ganjar Siapkan Lapangan Pekerjaan Untuk Disabilitas, Ini Langkah-langkahnya

Jokowi menerangkan, masalah geopolitik dunia berpengaruh terhadap pasokan pangan, perang di Ukraina.

"Kelihatannya, perang di sana jauh dari kita. Tapi ternyata, gandum yang tadi disampaikan Ibu Mega, kita impor 11 juta ton," kata Jokowi.

Faktanya saat ini, hampir 30 persen berasal dari Ukraina dan Rusia. Mengingat kedua negara tersebut adalah produsen gandum terbesar dunia. 

Jokowi pun mengungkap pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Kepada Jokowi, Zelensky menyampaikan, stok 77 juta ton berhenti di Ukraina karena perang.

Baca juga : Jokowi Ingatkan Wartawan, Bikin Berita Jangan Yang Penting Viral

Cerita tak jauh beda, ditemui Jokowi saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Ada sekitar 130 juta ton gandum yang tidak bisa diekspor, karena keamanan laut.

Artinya, total gandum yang tidak bisa diekspor dari kedua negara berjumlah 207 juta ton. Sehingga, kekurangan pangan betul-betul nyata terjadi di Asia, Afrika, atau Eropa. Harga pangan naik drastis.

"Bahkan, kemarin saya membaca di sebuah berita, di satu negara maju di Eropa, anak-anak aekolahnya banyak yang sudah tidak sarapan pagi. Karena kekurangan bahan pangan, mahalnya bahan pangan," tutur Jokowi.

3. Banyak Negara Tak Ekspor Pangan

Jokowi memaparkan, faktor ketiga yang mengakibatkan krisis pangan global adalah terhentinya pasokan pangan dari sejumlah negara.

Baca juga : Jokowi: Kritikan Pers Ibarat Jamu Sehat Dan Energi Tambahan Bagi Pemerintah

"Bahkan, tadi pagi saya baca, sudah ada 22 negara yang tidak mengekspor pangan. Termasuk, beras. Ada Rusia, Uganda, India, Bangladesh, dan Pakistan. Myanmar juga akan ikutan tidak mengekspor bahan pangan," beber Jokowi.

"Kalau nanti ini diterus-teruskan, semua harga bahan pokok pangan akan naik. Sehingga, sekali lagi, saya sangat setuju dengan apa yang tadi disampaikan Ibu Ketua Umum, Bu Mega. Semuanya saya setuju. Dan lebih setuju lagi, dengan apa yang disampaikan capres Pak Ganjar Pranowo," ujar Jokowi.

"Tadi, saya bisik-bisik ke beliau. Pak, nanti habis dilantik, besoknya langsung masuk ke kedaulatan pangan. Nggak usah lama-lama. Rencananya disiapkan sekarang. Begitu dilantik, besoknya langsung kerja ke kedaulatan pangan. Sehingga swasembada pangan, kedaulatan pangan itu betul-betul kita miliki," tandas Jokowi mewanti-wanti. 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.