Dark/Light Mode

Nambah Impor Lagi 1,5 Juta Ton

Tenang, Stok Beras Aman

Selasa, 10 Oktober 2023 07:48 WIB
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi meninjau suplai beras untuk Cadangan Beras Pemerintah CBP di Tanjung Priok, (Foto : Kemendag)
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi meninjau suplai beras untuk Cadangan Beras Pemerintah CBP di Tanjung Priok, (Foto : Kemendag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah akan menambah impor beras 1,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebelumnya, Pemerintah sudah mengeluarkan izin impor 2 juta ton untuk tahun ini dan baru terealisasi 1,6 juta ton.

400 ribu ton sisanya akan datang dalam waktu dekat. Dengan impor sebanyak itu, tenang stok beras dipastikan aman.

Hal tersebut dikatakan Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, kepada wartawan, di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (9/10/2023).

Menurut dia, Pemerintah berencana mengimpor 1,5 juta ton beras dari Vietnam dan Thailand untuk menambah stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) karena adanya El-Nino. Pihaknya juga telah mengantongi izin kuota impor tambahan.

Meski begitu, sebenarnya Arief berharap, kebutuhan beras nasional dapat terpenuhi dari dalam negeri. Mengingat, banyak sentra pertanian yang bisa dimaksimalkan. Di antaranya dari Jawa Barat, Lampung, dan Sulawesi Selatan.

Baca juga : Jaga Pasokan, Pemerintah Tambah Impor Beras 1,5 Juta Ton

“Ini (impor) hanya emergency untuk mengisi stok level bulog,” ungkap Arief.

Soal tambahan impor 1,5 juta ton, menurut Arief, kemungkinan tidak bisa masuk semua tahun ini. Dari kuota 1,5 juta ton, Arief menyebut, yang sudah pasti masuk pada 31 Desember 2023 sebanyak 600 ribu ton.

Sisanya, dia berharap bisa secepat mungkin masuk. Sementara, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari mengatakan, dari penugasan impor 2 juta ton beras, yang sudah terealisasi hingga 29 September 2023 baru mencapai 1,638 juta ton.

“471.826 ton sedang dalam perjalanan menuju Indonesia,” ujarnya dalam Rapat Pengendalian Inflasi 2023 di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut, Indonesia butuh 1,5-2 juta ton beras dari luar negeri.

Baca juga : Pembatasan Impor Jangan Tanggung

Menurutnya, impor beras diperlukan karena produksi beras dalam negeri belum mencukupi. Apalagi, kebutuhan penduduk Indonesia bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Ratas Pangan Presiden Jokowi kembali mengumpulkan menterinya untuk rapat terbatas membahas pangan di Istana Negara, Senin (9/10/2023).

Menteri yang hadir di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Plt Menteri Pertanian sekaligus Ketua Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Dirut Bulog Budi Waseso.

Usai rapat, Zulkifli mengatakan, saat ini Indonesia memiliki stok yang cukup. Namun, dia mengakui, meskipun tidak naik, harga beras di sejumlah daerah masih belum turun.

“Stok cukup, mulai dari pusat, provinsi sampai kabupaten ya, jadi digelontorkan. Memang yang dekatdekat, seperti Jakarta dan Jawa Barat sebagian sudah turun, tapi yang jauhjauh belum turun tapi tidak naik lagi,” ujarnya.

Baca juga : Pagi Ini, Jojo Dan Ginting Mulai Beraksi Di Asian Games

Zulkifli menambahkan, untuk mengantisipasi dampak dari El Nino pemerintah juga tengah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara untuk pengadaan beras jika nanti diperlukan.

“Tadi diputuskan, kalau diperlukan ada kita bisa beli lagi beras itu walaupun nanti belum tentu dibawa kemari. Jadi, kalau ada kita beli, pada waktu yang diperlukan baru nanti diimpor,” kata Zulkifli.

Dalam rapat tersebut juga dibahas impor jagung guna menekan harga jagung pakan ternak yang mulai merangkak naik. Zulkifli menekankan, jagung yang diimpor tersebut hanya diperuntukkan untuk pakan ternak dan bukan untuk konsumsi.

“Untuk peternakan, untuk industri, untuk peternakan, bukan konsumsi untuk industri pakan ternak,” tegasnya.

Sedangkan untuk gula, Zulkifli mengungkapkan, harga gula mulai berangsur naik yang disebabkan minimnya realisasi pengadaan gula dari luar negeri untuk menutupi kekurangan suplai dari dalam negeri. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.