Dark/Light Mode

Perpusnas Luncurkan Program Literasi Keluarga Berbasis Digital Mobile

Jumat, 27 Oktober 2023 21:27 WIB
Peluncuran program Penguatan Literasi Keluarga Berbasis Digital Mobile, di Jakarta, Jumat (27/10). (Foto: Dok. Perpusnas)
Peluncuran program Penguatan Literasi Keluarga Berbasis Digital Mobile, di Jakarta, Jumat (27/10). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meluncurkan program Penguatan Literasi Keluarga Berbasis Digital Mobile, di Jakarta, Jumat (27/10). Program ini untuk mendukung transformasi perpustakaan inklusif.

Peningkatan literasi keluarga memberi berkontribusi besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Penguatan literasi keluarga berbasis digital merupakan inovasi perluasan akses informasi dan pengetahuan dalam membangun kecerdasan dan karakter menuju Indonesia Emas 2045 melalui penyediaan e-book, tutorial, audio book melalui broadcast message notification dan platform digital access.

Koleksi literasi keluarga berbasis digital access dimasukkan ke dalam aplikasi BintangpusnasEdu (bintangpusnas.perpusnas.go.id), dan titikbaca Perpusnas (www.perpusnas.go.id). Inovasi baru penguatan budaya literasi keluarga berbasis digital merupakan perluasan akses layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial dalam mendukung peningkatan karakter serta keterampilan hidup.

“Ini perlu dilakukan berbagai upaya percepatan agar kualitas dan seluruh aspek pembangunan yang ada berjalan baik mengingat salah satu prioritas pembangunan dalam RPJMN (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2020-2024, yaitu menyasar pada terwujudnya masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan berkarakter,” jelas Deputi Bidang Pembangunan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar, dalam peluncuran itu.

Baca juga : Amran Cs Salurkan 25 Ribu Liter Air Bersih Ke Makassar

Perpustakaan pada era disrupsi memiliki satu konsep baru, yakni transformasi perpustakaan. Konsep ini melihat manusia sebagai objek dan subjek pembangunan. Mengubah perpustakaan menjadi ruang belajar kontekstual, upskilling, dan berbagi pengalaman. Sudah 2 juta orang yang tersebar di 3.696 desa/kelurahan merasakan dampak transformasi perpustakaan. 

“Kita akan terus ekspansi agar seluruh desa/kelurahan bisa menerima layanan perpustakaan. Masyarakat pun memiliki insight baru dalam peningkatan kualitas hidupnya,” tambah Adin. 

Dalam Undang-Undang (UU) Perpustakaan, upaya penguatan kegemaran membaca difokuskan pada satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Namun, satuan keluarga dirasa masih memerlukan penguatan. Maka itu, diperlukan kolaborasi melalui platform yang terintegrasi dengan konten bacaan berkualitas sejak fase bunda mengandung.

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan, tujuan pendidikan selain mencerdaskan juga membentuk manusia jujur, berkarakter, dan cerdas. Dan itu juga mesti ditanamkan dalam keluarga. “Tantangan saat ini adalah membentuk kesadaran keluarga bahwa literasi berperan dalam persaingan global dan Indonesia memainkan peran aktifnya di kancah internasional,” ujar Syarif Bando.

Baca juga : CIMB Niaga Luncurkan Sistem Kustodian Teranyar Berskala Internasional

Pada sesi talk show, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, keluarga adalah unit terkecil di dalam masyarakat sekaligus wahana menanamkan nilai-nilai luhur yang dianut negara. Salah satu dari pekerjaan rumah BKKBN adalah mewujudkan keluarga berkualitas.

Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak Rini Handayani mengatakan, jumlah anak saat ini mencapai 29,2 persen atau 79,4 juta jiwa dari total penduduk Indonesia. “Investasi terpenting yang berharga suatu bangsa adalah sumber daya manusianya. Dan ini dimulai dari usia anak-anak. Karena 79,4 jiwa adalah angka yang signifikan,” tutur Rini.

Maka itu, peran keluarga dalam mencerdaskan bangsa krusial. Delapan jam aktivitas keseharian anak di keluarga, pendidikan, dan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama. “Anak berhak mendapatkan informasi dan pengasuhan yang layak agar tumbuh berkembang sehingga tujuan Indonesia Emas terpenuhi,” tambah Rini.

Sementara, Widyaiswara Utama dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) Srie Agustina mengakui, budaya literasi diperlukan untuk membangun generasi unggul berkualitas dan berkarakter. Oleh karena itu, diperlukan strategy delivery yang tepat dari sisi content, context, dan connect.

Baca juga : Inovasi Berkelanjutan, PHE Jambi Merang Gulirkan Program Kelas Berbagi

Pegiat literasi Maman Suherman menyatakan, keberhasilan literasi adalah membentuk masyarakat literat. Dari suatu penelitian disebutkan, negara-negara yang rendah tingkat korupsinya diraih oleh yang penduduknya literat, seperti Finlandia, Norwegia, Swedia, Denmark, dan Selandia Baru. Demikian juga dengan ukuran negara-negara paling bahagia di muka bumi, ternyata negara-negara tersebut.

Mengenai platform digital, Maman menyatakan, jangan membatasi anak. “Persoalan bukan pada platform, tapi bagaimana mengisi platform tersebut,” ucap Maman.   

Founder Read A Loud Roosie Setiawan mengatakan, literasi secara umum belum popular. Apalagi literasi keluarga. Jadi, memerlukan sosialisasi karena tidak ada manusia yang lahir langsung literat.

“Kita perlu menciptakan generasi literat yang membutuhkan proses panjang dan sarana yang memadai. Platform yang diluncurkan Perpusnas bisa menjadi sarana yang memadai,” pungkas Roosie.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.