Dark/Light Mode

Kepala BNPT Tinjau Pengembangan Lapas-Program Deradikalisasi Di Nusakambangan

Minggu, 12 November 2023 09:22 WIB
Foto: BNPT
Foto: BNPT

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menekankan pentingnya program deradikalisasi bagi mantan narapidana terorisme (napiter) untuk mengantisipasi bahaya radikalisme dan terorisme.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, deradikalisasi menjadi program penting pemerintah untuk menekan radikalisme dan terorisme. Karena itu deradikalisasi harus terus digencarkan.

Hal itu dikatakan Rycko, saat mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusa Kambangan, Sabtu (11/11/2023). 

Kunjungan dilakukan untuk mengevaluasi terhadap kelancaran program deradikalisasi.

"Untuk program deradikalisasi terhadap para napiter yang ada disini, hal ini merupakan atensi bapak Presiden kita melakukan evaluasi sampai sejauh mana program ini bisa berjalan sehingga para napiter ini bisa kembali mengetahui kehidupan yang nyata, kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelas Rycko.

Jenderal polisi bintang tiga tersebut pun meninjau pengembangan fasilitas dan infrastruktur oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) di Lapas Nusa Kambangan, terutama lima lapas baru yang dibangun.

Baca juga : Dirjenpas Dan Kepala BNPT Tinjau Lapas Nusakambangan

Rycko mengaku kagum dengan sejumlah lapas baru tersebut, dan yakin hadirnya lapas baru ini akan semakin memaksimalkan kelancaran program deradikalisasi narapidana terorisme.

"Fasilitas infrastruktur yang dibangun oleh Ditjenpas semakin bagus. Kami kagum dengan lapas yang baru, Lapas Karang Anyar dibangun dengan teknologi yang modern," ujarnya.

Rycko menjelaskan, program deradikalisasi yang dijalankan BNPT dengan menggandeng kementerian lain telah membuahkan hasil yang positif.

Namun, BNPT akan terus melakukan evaluasi demi mendapatkan hasil yang lebih baik.

"Program deradikalisasi sudah berjalan dengan baik, ada 16 kementerian sudah sama sama melakukan usaha yang maksimal, namun demikian kami terus melakukan evaluasi supaya dapat menghasilkan yang lebih baik," jelasnya.

Sementara Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kemenkumham Reynhard Silitonga mengatakan, terus berupaya meningkatkan pelayanan, fasilitas dan juga teknologi, agar semakin ideal dan mampu memberi dukungan yang maksimal untuk program deradikalisasi.

Baca juga : Relawan Orang Muda Ganjar Menggelar Adu Ketangkasan Layang-Layang Di Balukumba 

"Peningkatan layanan terhadap warga binaan, kita over kapasitas, oleh karena itu kami perlu ada pembangunan pembangunan sesuai dengan instruksi presiden. Fasilitas termasuk teknologi kami meniru dengan lapas lapas yang ada di luar negeri, termasuk dengan pengamanan," tuturnya.

Reynhard menyebut, petugas pemasyarakatan melaksanakan program deradikalisasi kepada napiter berupa rehabilitasi, reedukasi, dan reintegrasi sosial dengan melibatkan berbagai pihak, salah satunya BNPT.

“Tugas kami melakukan pembinaan kepada Warga Binaan, yaitu pembinaan kepribadian dan kemandirian. Tujuannya agar mereka tidak mengulangi tindak pidananya lagi ketika kembali ke masyarakat,” tutur Reynhard.

Terkait tindak pidana terorisme, terdapat sejumlah napiter yang saat ini tengah menjalankan pidana dan mengikuti pembinaan di tujuh Lapas yang tersebar di Pulau Nusakambangan.

Bahkan di antaranya, telah berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Para napiter tersebut ditempatkan pada Lapas Super Maximum Security, Maximum Security, Medium Security, dan Minimum Security berdasarkan hasil asesmen risiko masing-masing.

Baca juga : Kepala BNPT Ajak Mahasiswa Teladani Sengamat Kebangsaan Pahlawan

Reynhard menerangkan risiko-risiko yang dihadapi oleh petugas Pemasyarakatan dalam melaksanakan tugas pembinaan.

Di antaranya, mayoritas narapidana risiko tinggi, ancaman keluarga dari luar Lapas, hingga risiko alam seperti cuaca buruk.

"Dibutuhkan peningkatan kerja sama yang baik dan dukungan dari Aparat Penegak Hukum (APH), khususnya BNPT, untuk mendukung proses pembinaan dan deradikalisasi napiter di wilayah Nusakambangan,” harap Reynhard. 

Peningkatan dukungan yang diharapkan dapat diberikan oleh BNPT antara lain dalam bentuk program konseling psikologi, kerja sama antarlembaga/kementerian dalam pembinaan napiter, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Juga, peningkatan sumber daya manusia wali/pamong napiter melalui pelatihan yang disesuaikan dengan perkembangan penyebaran paham radikalisme.

Serta, peningkatan intensitas pembinaan kepribadian (kajian agama), dan pengembangan kewirausahaan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.