Dark/Light Mode

NGOBRAS: Netizen Keren Bijak Bermedsos

Jumat, 2 Februari 2024 11:03 WIB
Foto: Zoom
Foto: Zoom

RM.id  Rakyat Merdeka - Media sosial (medsos) merupakan platform yang sudah melekat erat dalam kehidupan masyarakat.

Namun terkadang dalam berselancar di medsos seringkali berlebihan dalam menggunakan sarana komunikasi dan interaksi ini.

Satu hal penting yang dibutuhkan ketika menggunakan medsos adalah kestabilan emosi yang seringkali tak terkontrol, sehingga berimbas pada mengunggah pendapat yang tak beretika dan menimbulkan konflik.

Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) membahas bagaimana menjadi bijak dalam menggunakan medsos dalam NGOBRAS atau Ngobrol Bareng Legislator dengan tema "Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial” pada Kamis (1/2/2024).

Menurut anggota Komisi I DPR RI Fadhlullah, saat Pemilihan Umum (Pemilu) nanti, warganet harus bijak dalam menentukan pilihan.

Baca juga : NGOBRAS: Menjadi Agen Perubahan Anti Hoaks

Salah satunya dengan bijak menggunakan medsos. Kunci pemilu damai berawal dari penggunaan media sosial yang bijak.

Pemimpin Redaksi Harian Serambi, Zainal Arifin mengatakan, penggunaan media sosial dapat menjadi wadah untuk menyampaikan kritik. Namun, harus diikuti dengan wajah sendiri dan akun sebenarnya.

Budaya penggunaan media sosial diawali dengan digunakan kode morse, yang digunakan untuk berkomunikasi secara terbatas.

Saat ini, masyarakat sudah tergantung dengan penggunaan medsos termasuk dalam penggunaan media massa.

Ketergantungan dalam penggunaan medsos juga menjadi pemicu timbulnya perdebatan di ranah digital antar berbagai pihak.

Baca juga : Butuh Etika Digital Dalam Bermedsos

Sehingga, warganet seringkali menjadi terjebak dalam adu argumen yang berkepanjangan terkait satu isu, bahkan dapat berujung dengan percekcokan.

Padahal dalam menggunakan medsos terdapat etika yang juga sama dengan di kehidupan nyata.

"Hindari curhat permasalahan pribadi dan memicu konflik dengan siapapun saat menggunakan media sosial, karena dapat merusak reputasi dan meninggalkan jejak digital yang dapat berlangsung lama,” imbau Zainal.

Ketua DPD Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) Safaruddin menambahkan,  meski tak ada interaksi langsung, masyarakat menganggap bahwa berkomentar di medsks dapat dilakukan secara tak terbatas.

Padahal, pembaca posting lainnya juga manusia yang memiliki emosi, sehingga dibutuhkan kesadaran untuk mengingat bahwa warganet lainnya adalah manusia.

Baca juga : Generasi Bijak Berdigital, Butuh Tata Krama Bermedsos

"Patuhi standar perilaku online yang sama dengan yang anda Ikuti di kehidupan nyata, seperti menghargai pendapat orang lain dan jangan melanggar hukum,” ujar Safaruddin.

Karena itu, jika terlibat dalam percakapan yang berpotensi menimbulkan konflik sebaiknya segera melakukan pengecekan dalam beberapa hal, di antaranya pahami kalimat yang ditulis.

Tak hanya itu, memahami percakapan yang sedang berlangsung juga perlu dilakukan untuk menghindari salah paham.

Safaruddin juga menambahkan untuk kembali melakukan pengecekan terhadap tata bahasa, karena saat ini terdapat mode menulis otomatis yang rentan menimbulkan salah paham.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.