Dark/Light Mode

Bisakah Harga Beras Turun Bulan Ini?

Zul Angkat Tangan

Jumat, 15 Maret 2024 08:20 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berjabat tangan dengan salah satu pedagang baju saat berkunjung di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (14/3/2024). (Foto: Antara Foto/Aprillio Akbar/nym)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berjabat tangan dengan salah satu pedagang baju saat berkunjung di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (14/3/2024). (Foto: Antara Foto/Aprillio Akbar/nym)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga beras masih melambung tinggi meskipun berbagai upaya sudah ditempuh pemerintah. Mulai dari pasar murah hingga impor dari negara tetangga. Lantas, bisakah harga beras turun di bulan ini? Menjawab ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan angkat tangan.

Padahal, melonjaknya harga beras di pasaran sudah terjadi sejak awal tahun 2024. Selama itu juga, pemerintah sudah gercep alias gerak cepat melakukan berbagai upaya agar harga beras kembali stabil. Namun, upaya itu masih belum berhasil. Harga beras masih saja mahal.

Dalam sela-sela kunjungannya ke Pasar Tanah Abang, Jakarta, Zulhas-sapaan Zulkifli mengungkap biang kerok tingginya harga beras. Kata Zulhas, penyebabnya adalah El Nino. Karena El Nino, musim tanam bergeser. Alhasil, panennya pun mundur.

Baca juga : Gibran Patahkan Isu Jokowi Ketua Koalisi

“Memang kalau beras lokal belum panen raya. Jadi, harganya tinggi, karena barangnya kurang,” jelas Zulhas, Kamis (14/3/2024).

Biasanya panen raya beras berlangsung Januari-Februari. Namun, waktu tanam yang mundur membuat petani baru bisa panen mulai April hingga Mei 2024 mendatang.

Pergeseran tersebut mengakibatkan ketersediaan beras lokal kurang, sehingga memicu kenaikan harga. Meski demikian, fenomena ini terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.

Baca juga : Erick Thohir: Impresif! Lebih Cepat Dari Target, BSI Resmi Masuk Jajaran Top 10 Global Islamic Bank

“Akibat musim tanam yang begeser itu maka beras lokal kurang. Orang nggak nanam karena musim panas. Kalau nanam sedikit, yang punya bendungan saja, irigasi yang kuat saja. Jadi musim tanamnya begeser panennya juga bergeser. Tidak hanya kita, ini seluruh dunia,” tutur Zul.

Sebab itu, Pemerintah segera mengambil langkah cepat dengan impor beras. Adapun realisasi impor beras Bulog pada tahun ini baru 500 ribu ton, dari kuota 3,6 juta ton.

“Oleh karena itu, pasar dibanjiri oleh Bulog, beras SPHP, dan beras medium yang harganya dijamin Pemerintah. SPHP itu harganya Rp 11 ribu per kilo, beras medium harganya Rp 14 ribu,” urai Zul.

Baca juga : Waspada, Kenaikan Harga Lemahkan Daya Beli Warga

“Jadi masyarakat bisa memilih. Kalau yang premium kemahalan, ada berasnya dari SPHP Bulog dan Perum Bulog yang harganya tetap,” kata Ketua Umum PAN ini, menambahkan.

Apakah bisa turun di bulan ini? Untuk bulan ini, Zulhas angkat tangan. “Mudah-mudahan bulan depan panen raya beras lokal harganya bisa turun,” tegas Zulhas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.