Dark/Light Mode

Di Australia, Menteri Bahlil Pamer Hilirisasi Rp 193 T Weda Bay Ramah Lingkungan

Senin, 13 Mei 2024 15:00 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Investasi (ketiga kiri) saat menjadi pembicara di Indonesia-Australia Business Summit di Melbourne, Victoria, Australia, Senin (13/5/2024). (Foto: Ist)
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Investasi (ketiga kiri) saat menjadi pembicara di Indonesia-Australia Business Summit di Melbourne, Victoria, Australia, Senin (13/5/2024). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menjadi pembicara kunci pada Indonesia-Australia Business Summit di Melbourne, Victoria, Australia, Senin (13/5/2024).

Acara ini merupakan rangkaian agenda kunjungan kerja (Kunker) Menteri Bahlil ke Melbourne Australia 12-14 Mei 2024. Bahlil mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen membangun industri ramah lingkungan ke depan. 

"Jika ada yang mengatakan kalau kawasan industri kami tidak ramah lingkungan, saya akan bawa bapak ibu semua ke kawasan industri Weda Bay di Maluku Utara," ujar Bahlil di depan sekitar 150 investor dan perusahaan Australia.

Baca juga : Bahlil Bicara Hilirisasi Untuk Papua Lebih Maju Dan Sejahtera

Tampil sebagai pembicara lainnya Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono dan CEO HSBC Indonesia Francois de Maricourt.

Bahlil mengatakan, hilirisasi Weda Bay, di Maluku Utara merupakan bagian dari   penghasil ekspor  sebesar 12 miliar dolar AS atau Rp 193 triliun (kurs Rp 16.083) untuk sektor hilirisasi mineral. "Di sana semuanya sudah ramah lingkungan,” kata Bahlil. 

Dikatakannya, Indonesia memiliki potensi besar bagi investasi hijau. Namun, tantangan yang berat saat ini, masih sedikit investor tertarik berinvestasi, khususnya di energi hijau. "Hanya 1/5 dari investasi pada energi hijau yang mengalir ke negara berkembang. Padahal 2/3 dari penduduk dunia hidup di negara berkembang," papar Bahlil.

Baca juga : Kunker Ke Australia, Menteri Bahlil Temui Mahasiswa Papua, Ini Yang Dibahas

Dia mengatakan, pasar global menantikan produk-produk industri dari energi listrik ramah lingkungan. Sebab itu, investor hanya akan berinvestasi ke negara-negara yang memiliki energi bersih. "Target carbon neutral pada tahun 2060 salah satunya dengan sistem penyimpanan energi bersih atau baterai yang akan beroperasi pada 2030," ujar Bahlil.

Berangkat dari keseriusan Indonesia itu, Menteri Bahlil mengajak, investor Australia meningkatkan investasinya di Indonesia. 

Pada tahun lalu, Australia diperingkat 10 dengan realisasi investasi sebesar 0.5 miliar dolar AS. "Dalam kurun waktu 5 tahun dari 2019-2024 investasi Australia mencapai 1.96 miliar dolar AS," papar Bahlil.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.