Dark/Light Mode

Mensos: Panti Jompo Bukan Budaya Indonesia

Senin, 3 Juni 2024 07:25 WIB
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menghadiri puncak Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-28 yang berlangsung di Lapangan Simpang Landing, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Rabu (29/5/2024). (Foto: Humas Kemensos)
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menghadiri puncak Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-28 yang berlangsung di Lapangan Simpang Landing, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Rabu (29/5/2024). (Foto: Humas Kemensos)

 Sebelumnya 
Karenanya, sambung dia, kehadiran panti lansia sangat penting di tengah fenomena meningkatnya populasi lansia dan generasi sandwich. Terlebih, pemerintah telah mengatur ihwal panti lansia dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 19 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelayan­an Sosial Lanjut Usia.

“Fenomena sandwich gen­eration ini didukung dengan hasil penelitian Prakarsa pada 2021, yang menunjukkan 66,3 persen kelompok usia produktif tinggal di rumah tangga tiga generasi. Ketiadaan panti jompo juga ber­potensi menciptakan kesenjangan pada tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan,” jelas Herni.

Menurut dia, peran merawat orang tua lansia, kebanyakan di­lakukan anak perempuan. Hal itu menyebabkan partisipasi perem­puan cukup rendah di pasar kerja. Data Badan Pusat Statistik 2023 menunjukkan tingkat parti­sipasi angkatan kerja perempuan hanya 60,18 persen.

Baca juga : Pendaftaran Cakada Banteng Sepi Peminat

“Secara tidak langsung, pernyataan Mensos menyalah­kan kelompok usia produktif dan mencap mereka tidak memiliki waktu untuk merawat orang tua. Itu keliru. Terlebih, perempuan selalu bertanggungjawab pada peran perawatan dalam rumah tangga,” imbuhnya.

Sementara itu, Komisi Na­sional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perem­puan) mengajak seluruh pihak mencegah diskriminasi dan kekerasan berlapis terhadap perempuan lansia. Komisioner Komnas Perempuan, Retty Rat­nawati mengatakan, lansia sering mengalami ageism, yakni stereotipe negatif atau positif, prasangka dan diskriminasi terhadap orang tua berdasarkan usia kronologis mereka.

“Stereotipe negatif terhadap perempuan lansia juga berkontri­busi pada pengucilan sosial, yang menimbulkan perasaan kesepian di antara perempuan lansia. Se­lain itu, perempuan lansia juga rentan mengalami kekerasan, dalam rentang tahun 2022 dan 2023, kami mencatat 191 kasus kekerasan terhadap perempuan lansia, 158 di ranah personal, 30 di ranah publik, dan 3 lainnya di ranah negara,” jelasnya.

Baca juga : DPR Usul Adanya Peraturan Omnibuslaw Transportasi

Di media sosial X, netizen juga ramai mengomentari pernyataan Mensos. Ada yang mendukung, dan ada yang kontra dengan imbauan Menteri Risma.

Akun @kokbisaaa mengung­kapkan, saat ini banyak orang yang mempersiapkan diri untuk tinggal di panti saat sudah lansia. Alasan­nya, mereka tidak mau merepotkan keluarga, khususnya anak-anak.

“Saya sendiri pengen ting­gal di panti jompo kalau sudah tua, supaya nggak ngerepotin dan membebani anak-anak. Kasihan mereka punya hidup dan keluarga sendiri. Tentunya, pemerintah punya tanggung jawab untuk memastikan panti memiliki fasilitas dan standar yang layak,” ujarnya.

Baca juga : Pungutan Tapera Baiknya Optional, Jangan Dipaksa

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Senin, 3 Juni 2024 dengan judul Mensos: Panti Jompo Bukan Budaya Indonesia

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.