Dark/Light Mode

Mensos: Panti Jompo Bukan Budaya Indonesia

Senin, 3 Juni 2024 07:25 WIB
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menghadiri puncak Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-28 yang berlangsung di Lapangan Simpang Landing, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Rabu (29/5/2024). (Foto: Humas Kemensos)
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menghadiri puncak Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-28 yang berlangsung di Lapangan Simpang Landing, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Rabu (29/5/2024). (Foto: Humas Kemensos)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai menghormati dan memperhatikan orang tua kepada generasi muda. Menurutnya, upaya tersebut akan menciptakan hubungan yang lebih baik antara lansia dan keluarga.

“Perawatan lansia pada panti-panti sosial, bukan budaya bangsa Indonesia. Itu budaya luar negeri. Menurut saya, itu nggak sesuai dengan budaya kita,” ujar Risma sapaan Tri Ris­maharini dalam keterangannya, Jum’at (31/5/2024).

Diketahui, Mensos menghadiri puncak Hari Lanjut Usia Nasion­al (HLUN) ke-28 di Lapangan Simpang Landing, Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Rabu (29/5/2024). Pemerintah menetapkan tema, “Lansia Terawat, Negara Bermartabat”.

Baca juga : Pendaftaran Cakada Banteng Sepi Peminat

Melanjutkan keterangannya, Risma mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah lansia men­capai 22,6 juta jiwa atau 11,75 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Rincinya, sebanyak 52,28 persen lansia berjenis kelamin perempuan, lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki yang sebesar 47,72 persen.

Dia mengkui, kehadiran panti sosial bisa memberikan akomodasi terhadap lansia yang terlantar. Na­mun, di sisi lain, kehadiran panti-panti itu juga dapat menyebabkan anak-anak yang seharusnya mengurus orang tua pada usia senja, menitipkan atau meninggalkan orang tuanya di panti sosial.

“Apa iya seperti itu? Budaya kita, agama kita, tidak mengajar­kan seperti itu,” cetusnya.

Baca juga : DPR Usul Adanya Peraturan Omnibuslaw Transportasi

Indonesia yang kental dengan budaya ketimuran, sambung Risma, tidak mengajarkan hal itu. Karenanya, kata dia, tidak ada alasan yang membolehkan seseorang untuk menelantarkan orang tua mereka.

“Setiap membaca laporan, saya pelajari apa masalah orang tuanya ditinggalkan. Ada yang masalah ekonomi, tapi ada yang bukan masalah ekonomi. Bah­kan, ada anak yang sudah ber­hasil, tapi tidak mau menjenguk orang tuanya,” ungkap dia.

Karenanya, politisi PDI Per­juangan ini mendorong rasa kepedulian terhadap lansia, har­us dibiasakan sejak dini. Dengan begitu, nilai-nilai kepedulian terhadap lansia bisa bertahan hingga dewasa dan ditularkan kepada anak dan cucu kelak.

Baca juga : Pungutan Tapera Baiknya Optional, Jangan Dipaksa

“Saya meminta kepada seluruh pemangku kepentingan terkait, agar lebih memperhatikan pen­didikan budi pekerti anak-anak terhadap lansia. Hal itu dapat meminimalisasi lansia yang ter­lantar di Indonesia,” tandasnya.

Terpisah, peneliti dari Perkum­pulan Prakarsa, Herni Ramdlan­ingrum, mengkritik pernyataan Mensos soal konsep panti lansia atau panti jompo. Menurutnya, pernyataan tersebut menunjukkan, Mensos kurang memahami dinami­ka perubahan demografi dan struk­tur sosial ekonomi masyarakat.

“Pernyataan Mensos adalah bentuk ketidakpahaman pemer­intah tentang tantangan yang di­hadapi sandwich generation. Saat ini, anak menanggung dan mera­wat dua generasi, yakni orang tua dan anaknya,” ujar Herni.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.