Dark/Light Mode

Pakai Teknik Soil Bioengineering

Menteri LHK Fokus Tangani Bencana Banjir dan Longsor

Selasa, 21 Januari 2020 10:42 WIB
Menteri LHK, Siti Nurbaya
Menteri LHK, Siti Nurbaya

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri LHK, Siti Nurbaya perintahkan jajarannya segera melakukan penataan ruang wilayah dan penggunaan secara proporsional, pembuatan bangunan pengendali banjir, revegetasi di lahan pasca tambang, serta penegakan hukum. 

Hal ini sebagai bentuk pencegahan dan penanganan bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, dan Banten beberapa waktu lalu, 

Menurutnya, upaya preventif sangat penting dilakukan untuk menghindari terjadinya bencana yang sama di awal 2020.
 
Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK Budi Hadi Narendra mengatakan, untuk mencegah terjadinya longsor, KLHK menggunakan teknik soil bioengineering untuk menstabilkan kelerengan lahan yang rawan longsor . 

Baca juga : UMB Beri Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor Bogor

“Sebagaiamana hasil kajian Nugraha et.al (2016), metode ini berusaha menutupi permukaan lereng yang terbuka dengan tanaman, agar akar tanaman dapat meningkatkan kohesi tanah, sebagai suatu sistem konstruksi alami penstabil lereng. Akar juga dapat menyerap air dalam tanah melalui proses transpirasi sehingga dapat menurunkan tegangan air pori,” ujar Budi, Selasa (21/1). 

Ia mengatakan, peran akar pohon sebagai pengcekeraman dapat memberikan kestabilan tanah pada lereng, meski tetap bergantung pada faktor lain seperti sistem morfologi, penguatan, distribusi akar, dan interaksi antara akar-tanah. 

“Demikian pula halnya karakteristik sistem perakaran tanaman seperti kerapatan akar, jumlah akar, kedalaman akar, pola percabangan akar, sudut kemiringan akar, dan diameter akar juga akan mempengaruhi proses longsoran. Untuk meningkatkan stabilitas lereng, panjang akar mesti mencukupi supaya akar-tanah dapat berinteraksi dan mengcengkeram tanah,” tambahnya.

Baca juga : Pertamina Beri Bantuan Korban Banjir dan Longsor di Kepulauan Sangihe

Selain rumput vetiver, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukannya bersama Dr. Ogi Setiawan di 2012, perakaran tanaman bidara laut dapat juga menjadi pengendalian longsor. 

“Bidara laut termasuk yang cocok untuk ditanam di daerah rawan longsor. Jenis pohon ini tidak besar sehingga tidak terlalu membebani lereng. Akan lebih bagus dikombinasikan dengan vetiver, karena akan membentuk kanopi berstrata/bertingkat, yaitu tajuk vetiver di lapisan bawah dan bidara di lapisan atas. Tajuk yang berstrata juga akan lebih berperan efektif dalam pengurangan erosi,” jelas Budi.

Sementara Kepala Puslitbanghutan BLI KLHK, Kirsfianti L Ginoga berharap, upaya preventif seperti pembangunan bangunan KTA, penanaman vetiver dan bidara laut dapat segera ditindaklanjuti dalam bentuk kolaborasi antar pihak-pihak terkait, untuk mendukung percepatan realisasi di lapangan, khususnya untuk daerah-daerah rawan longsor.

Baca juga : Pertamina Salurkan Bantuan Banjir dan Longsor di Bogor

Diketahui, bencana tanah longsor dan banjir bandang beberapa waktu lalu, meliputi Desa Lebak Gedong dan sekitarnya, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten  Lebak dan kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. 

Berdasarkan Peta Kemiringan Lereng Banjir Bandang dan Tanah Longsor Kabupaten Lebak dan Bogor, kedua lokasi bencana tersebut berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung bagian hulu yaitu sub DAS Ciberang, serta di sub DAS Cidurian Hulu, yang memiliki kemiringan lereng >30%.[NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.