Dark/Light Mode

Harapan Bulog

Swasta & BUMN Kapan Ikut Redam Harga Gula

Rabu, 20 Mei 2020 07:46 WIB
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh. Foto: Twitter @PerumBULOG
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh. Foto: Twitter @PerumBULOG

RM.id  Rakyat Merdeka - Perum Bulog berharap perusahaan swasta atau BUMN lain yang mendapatkan kuota impor gula bisa segera menggelontorkan stoknya. Ini penting guna menekan harga gula di pasaran.


Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengakui, ketersediaan gula oleh Bulog tergolong kecil untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula secara nasional sebanyak 250 ribu ton gula.
     

"Dari kebutuhan 250 ribu ton gula, kalau hanya Bulog yang turun, peluru kami kecil," tutur Tri dalam diskusi via Zoom bersama media, kemarin.
     

Dijelaskan, Bulog mendapat penugasan importasi gula sebanyak 50 ribu ton kristal putih (GKP). Sudah masuk Indonesia 21.800 ton pada 5 Mei 2020. "Nanti ada lagi 28.200 ton yang akan masuk ke Indonesia, Insya Allah minggu pertama bulan Juni dari India," katanya.
     


Ia mengakui, kekurangan stok gula ini salah satunya dikarenakan masa panen yang baru terjadi setelah Lebaran. "Akhir Mei ini baru ada panen. Biasanya, petani panen tebu di Maret-April,"katanya.
     

Baca juga : BUMN Farmasi Kapan Dong Bisa Unjuk Gigi

Ditegaskannya, Bulog juga sudah meluncur ke berbagai daerah menjual gula ke masyarakat sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 12.500/kg. Bahkan pihaknya menjual gula ke distributor atau pedagang seharga Rp 11 ribu secara curah atau 50 kg. Dengan harapan, distributor bisa menjual setinggi-tingginya ke konsumen Rp 12.500.
     

“Jadi, yang tadinya gula Rp 19 ribu/kg atau Rp 17 ribu/kg bisa turun. Trennya sudah keliatan turun," akunya.
     

Dalam rangka menstabilkan harga gula, pihaknya juga menggelar Operasi Pasar (OP) Satu Harga Rp 11.000 di seluruh daerah. Mulai dari Aceh, Maluku hingga di Wamena.
     

Untuk di Jakarta, OP dilakukan di empat pasar setiap hari. "Operasi pasar dengan harga segitu, pembeli pasti larinya ke yang lebih murah. Semoga ini juga bisa menekan harga gula yang masih tinggi," harapnya.
     

Tak hanya itu, lanjut Tri Wahyudi, 
melalui anak usaha, PT Ghendis Multi Manis (GMM), Bulog juga telah membeli tebu dari petani lebih awal.  "Dari GMM ini juga dapat menambah pasokan gula. Mereka mengolah raw sugar sekitar 500 ton per hari," sambungnya.
     

Baca juga : Hujan Deras, Ribuan Rumah di Kabupaten Bandung Terendam Banjir

Pantauan Rakyat Merdeka, harga gula di tingkat pedangan di daerah Cipinang Indah pada H-4 sebelum Lebaran mulai beranjak turun.  "Sekarang harga gula Rp 16 ribu. Udah turun. Awal puasa sempat Rp 19 ribu per kilo," kata Clara si pemilik toko kelontong.

    
Ulah Mafia?
 
     

Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira menilai, urusan kebutuhan pokok seperti beras dan gula sangat rentan dimainkan segelintir oknum rente ataupun mafia.  
     

"BUMN pangan dan juga Satgas pangan di sini mereka harus lebih mewaspadai adanya potensi spekulan yang melakukan penimbunan," katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
     

Bhima melihat persoalan ini bukan hanya urusan Bulog. Yang terpenting, Kementerian Perdagangan perlu bertindak tegas memberantas mafia pangan.
     

Baca juga : BUMN Bantah Harga Gula Meroket Gegara Ulah PTPN

Menurutnya, kenaikan harga gula sebagai fenomena yang tidak masuk akal. Soalnya kata dia, menurut Bank Dunia harga gula internasional itu turun sebesar 7 persen. Kenapa di dalam negeri harganya justru malah naik lebih dari 40 persen. “Ini memperlihatkan seperti  ada permainan," tanya dia.
         

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan kenaikan harga gula di sejumlah daerah terjadi karena beberapa sebab. 


"Salah satunya mundurnya pengapalan impor karena penetapan lockdown sejumlah negara yang terkena pandemi Covid-19,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Minggu (17/5).
     

"Alasan lainnya, terganggunya jalur distribusi dan adanya jadwal penggilingan tebu yang tertunda," ucapnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.