Dark/Light Mode

Di Tengah Pandemi Covid-19

Kementan Dan Bulog Siap Penuhi Kebutuhan Pangan

Kamis, 21 Mei 2020 07:39 WIB
Direktur Operasional Dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh/Net
Direktur Operasional Dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh/Net

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam kondisi pandemi corona (Covid-19) stok kebutuhan pokok mesti dijaga untuk mencegah dampak terburuk jika terjadi krisis pangan. Perum Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh menjelaskan, dalam hal kebutuhan pangan, Bulog hanya mendapatkan tugas untuk beberapa kebutuhan pokok.

"Sebetulnya yang ditugaskan Bulog hanya padi, jagung dan kedelai," ujar Tri dalam diskusi virtual yang digelar Majelis Nasional Kahmi, Selasa (19/5) malam.

Dalam diskusi ini juga dihadiri oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Ombudsman Lely Pelita Sari Soebekty.

Tri menegaskan, dalam hal pengadaan stok pangan Perum Bulog hanya bertugas sebagai operator. Artinya, Bulog hanya bekerja sesuai dengan arahan pemerintah pusat.

Baca juga : Di Tengah Kondisi Pandemi, Jelang Idul Fitri, Stok BBM di Kalsel Aman

Selain itu, Bulog juga sering diperbantukan untuk pemenuhan stok pangan di luar tugas Bulog selain beras, jagung dan kedelai.

"Bulog hanya operator yang apabila ditugaskan tentu kami akan laksanakan. Tetapi tidak menutup kemungkinan kami juga ditugaskan untuk stok lainnya. Seperti kami melakukan impor gula dan daging kerbau," tuturnya.

Tri mengatakan, saat ini tengah diberikan tugas untuk melakukan impor 50 ribu ton gula pasir. Ini dilakukan untuk menekan harga gula pasir yang berada di atas ketentuan harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500.

Di pasaran harga gula pasir mencapai Rp 20 ribu. Dengan impor serta operasi pasar yang dilakukan Bulog, harga gula di eceran berangsur mulai turun.

"Kebutuhan gula nasional adalah 200 ribu ton. Kami diberikan kuota impor 50 ribu ton. BUMN pangan lainnya juga sudah diberikan tugas. Kami akan berusaha untuk ikut menekan harga," katanya.

Baca juga : Di Tengah Pembatasan Sosial, Warga Singapura Tetap Heboh Siapkan Lebaran

Dia menegaskan siap untuk ikut arahan pemerintah dalam menjaga stok pangan nasional. Untuk beras diprediksi sampai dengan Juni masih cukup.

"Kami lihat masih cukup. Kami akan ikuti skenario yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah," paparnya.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengaku siap menerima masukan demi menjaga kebutuhan pangan nasional.

"Memang kami membuka terus saran masukan untuk bersama. Ini demi kepentingan rakyat," kata Syahrul.

Meski Indonesia tengah berhadapan dengan Covid-19 namun tantangan sektor pertanian tidak berbeda dari sebelumnya.

Baca juga : Pandemi Covid-19, KBRI Amman Gelar Lomba Dakwah dan MTQ Online

Masih hama dan cuaca, adapun persoalan lain adalah terkait distribusi serta rantai pasok. Dia menegaskan lagi bahwa siap menerima masukan untuk kebaikan bersama.

Sejak menjadi Menteri Pertanian berat badannya sampai turun 4 Kg.

"Saya serius saya tidak main-main saya orang pekerja memang dalam kondisi ini ada tantangan yang kuat," kata Syahrul.

Syahrul mengaku dirinya adalah orang yang tidak sepakat dengan impor. Tapi dia menegaskan lagi bahwa impor bukan sesuatu yang tabu, apalagi untuk pemenuhan kebutuhan pangan rakyat.

"Saya paham. Memang saya pribadi juga anti impor. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan maka impor diperlukan. Impor itu tidak diharamkan juga," tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.