Dark/Light Mode

Ancam Reshuffle dan Bubarkan Lembaga

Jokowi Marah Besar Menteri Dagdigdug

Senin, 29 Juni 2020 05:59 WIB
Tangkapan layar Presiden Jokowi dalam Rapat Paripurna Terbatas di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni 2020. (Sumber: YouTube)
Tangkapan layar Presiden Jokowi dalam Rapat Paripurna Terbatas di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni 2020. (Sumber: YouTube)

 Sebelumnya 
Jokowi meminta kinerja menteri harus ditingkatkan. Jangan menganggap saat ini sebagai sesuatu yang normal. Karena akan sangat berbahaya. Dia berpesan agar kebijakan yang dikeluarkan harus berlandaskan situasi krisis. Tidak lagi menggunakan cara konvensional.

“Kalau perlu Perppu, saya keluarkan. Kalau perlu Perpres, saya keluarkan. Kalau punya Permen, keluarkan. Untuk menangani negara, tanggung jawab kita pada 267 juta rakyat. Saya lihat, masih banyak kita ini yang masih biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa nggak punya perasaan. Suasana ini krisis,” omel Jokowi.

Baca juga : Jengkel Lihat Kinerja Pembantunya, Jokowi Ancam Reshuffle Kabinet dan Bubarkan Lembaga

Selain etos kerja, faktor lain yang membuat Presiden kesal adalah minimnya belanja di Kementerian. Padahal, Jokowi ingin para Kementerian cepat belanja. Agar uang beredar di masyarakat semakin besar. Sehingga konsumsi masyarakat naik lagi.

Dia lalu mencontohkan program Pemulihan Ekonomi Nasional. Di bidang kesehatan, anggarannya mencapai Rp 75 triliun. Namun, yang baru keluar hanya 1,53 persen. “Uang beredar ke masyarakat, kerem di situ semua. Segera itu dikeluarkan dengan penggunaan yang tepat sasaran. Sehingga bisa mentrigger ekonomi. Tunjangan dokter, tenaga medis, belanja peralatan, ini sudah disediakan,” pinta Jokowi mengarah ke Menkes Terawan.

Baca juga : Bersama Mensos, Ketua MPR Serahkan Bantuan Sembako ke Para Veteran

Begitu juga bansos. Kepala Negara menyebut masyarakat sudah lama menunggu. Di bidang ekonomi, stimulus untuk pelaku UMKM harus segera disalurkan.

“Jangan biarkan mereka mati dulu, baru kita bantu. Nggak ada artinya. Pelaku UMKM, pengusaha besar, perbankan, industri manufaktur, beri prioritas. Jangan sudah PHK gede-gedean, duit serupiah pun belum masuk hanya garagara peraturan,” cetusnya, makin kesal.

Baca juga : DPR Minta Aturan Harga Rokok Murah Dikaji Ulang

Puncak emosinya, saat Jokowi menyebut nggak ada progres yang signifikan. Padahal jika diminta untuk menerbitkan Perppu sekali pun, dia siap. Meski reputasi politik jadi taruhannya. Sampai kalimat ingin membubarkan lembaga, dan merombak jajaran menteri terucap dari mulutnya.

“Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau emang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada. Kalau tidak merasakan, sudah. Artinya, tindakan extraordinary keras akan saya lakukan,” pungkas Jokowi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.