Dark/Light Mode

Ditegur Presiden

Jenderal Luhut Terima Dengan Lapang Dada

Rabu, 4 November 2020 07:26 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Istimewa)
Menko Kemaritiman dan Investasi Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Kemaritiman dan Investasi, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan baru saja kena tegur Presiden Jokowi. Luhut dianggap gagal mewujudkan target Presiden soal investasi. Kecewakah Luhut ditegur Jokowi? Sebagai anak buah, Luhut terima dengan lapang dada. 

Tidak ada yang berubah dalam sikap Luhut, usai ditegur Jokowi pada sidang Kabinet Paripurna, Senin (2/11). Kemarin, Luhut masih menjalankan berbagai kesibukannya sebagai menteri. Mulai dari pimpin rapat hingga menerima sejumlah tamu, seperti Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, di kantornya. 

Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, menegaskan, atasannya bukan tipikal orang baperan. Langsung ‘sensi’ alias sensitif karena ditegur. Justru, kata dia, Luhut menerima teguran itu dengan lapang dada. Teguran dijadikan pemicu untuk mengerjakan apa yang diperintahkan Presiden. “Semua kritikan dan masukan menjadi pemicu untuk tetap fokus,” kata Jodi, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Namun, Jodi tidak menampik, investasi yang dipersoalkan Presiden saat sidang kabinet kemarin, memang tidak memenuhi target. Pandemi Covid-19, membuat kinerja investasi melambat. Masalah ini, kata Jodi, bukan hanya dialami Indonesia. Seluruh negara di dunia terkena dampaknya. 

Baca juga : Luhut Senasib Dengan Terawan

Jodi menegaskan, teguran Presiden soal investasi, bukan hanya untuk Luhut sendiri. Ada dua atau tiga kementerian yang terkait mengurus investasi. Apalagi, selama Corona ini, tugas Luhut juga makin bertambah. Salah satunya, ikut memimpin pengendalian Corona serta pemulihan ekonomi nasional. “Meski banyak yang dikerjakan, Pak Luhut tetap fokus untuk meningkatkan investasi,” tegasnya. 

Apa buktinya? Usai ditegur Presiden dan mendapatan arahan, Luhut langsung menindaklanjuti untuk memanfaatkan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau pembebasan bea masuk produk impor dari Amerika Serikat (AS). Rencananya, minggu depan, Luhut akan terbang ke AS untuk melakukan negosiasi Limited Trade Deal (LTD) atau kesepakatan perdagangan secara terbatas dengan AS. 

Ada sejumlah menteri yang bakal ikut terbang ke AS. Yakni, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, hingga Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. Luhut bertindak sebagai pemimpin rombongan untuk negosiasi. 

Sebelum berangkat, Jodi memastikan pemerintah akan membahas mengenai rencana pengajuan surat ke Pemerintah AS terkait LTD. Perundingan ini akan melibatkan beberapa instansi seperti Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Perdagangan. 

Baca juga : Benny Susetyo Kecam Presiden Prancis: Kekerasan Tak Ada Kaitan Dengan Agama

Apa saran pengamat ekonomi supaya Luhut Cs bisa menggenjot investasi? Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, perlu upaya kerja keras untuk mengkerek investasi masuk ke Indonesia. Salah satunya, dengan menurunkan ongkos investasi yang tinggi. Ini tercermin dari indikator Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Saat ini, ICOR Indonesia di angka 6,6, kalah dari Thailand yang 4,4, Malaysia 4,5, Vietnam 4,6, dan Filipina 3,7. “Indonesia masih berhadapan dengan ongkos investasi yang mahal, bukan hanya masalah logistik, tapi juga masalah koordinasi pemerintah pusat dan daerah yang seringkali memang tidak selaras,” kata Yusuf. 

Hal senada disampaikan Ekonom Indef, Eko Listiyanto. Menurutnya, kunci perbaikan investasi maupun konsumsi paling utama adalah mengendalikan pandemi Covid-19. “Sebenarnya, baik investasi maupun konsumsi kalau mau pulih maka pandemi harus terkendali,” tuturnya. 

Untuk mengurangi tekanan pada investasi, ia menilai pemerintah perlu membidik investasi dari negara-negara yang pandeminya mulai terkendali dan ekonominya pun berangsur pulih. Indonesia, dalam hal ini, harus bersaing ketat dengan negara lain yang juga berupaya menarik investasi dari negara-negara yang sudah membaik tersebut, sehingga harus memiliki nilai tawar yang lebih kuat. “Seiring aktivitas ekonomi mereka yang meningkat, diharapkan negara-negara tersebut juga segera ekspansi ke luar negeri,” tuturnya. 

Kalau dari sisi politiknya seperti apa. Apakah makna teguran Jokowi ke Luhut ini? Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, sudah tak heran melihat gaya Jokowi yang menegur menterinya. Menurut dia, teguran kepada menteri itu hanya sebatas pertunjukan. Mestinya pertunjukan kemarahan cukup menjadi konsumsi internal kabinet. “Akan menjadi relevan dan berarti kalau ending-nya adalah reshuffle. Kalau nggak ada reshuffle, buat apa,” kata Adi. 

Baca juga : Fahri Yang Galak Itu, Wassalam?

Adi berpendapat, para menteri tak perlu diultimatum atau diintimidasi untuk bekerja maksimal. Sebab, di awal pembentukan kabinet, menteri-menteri Jokowi disebut-sebut sebagai figur ahli di bidang masing-masing. Tanpa rombak kabinet, kata Adi, publik hanya akan melihat aib dan kelemahan pemerintahan Jokowi. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.