Dark/Light Mode

Gelombang Pertama Vaksinasi Covid-19, Januari-April 2021

1,3 Juta Tenaga Kesehatan Duluan Disuntik

Selasa, 29 Desember 2020 17:10 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS). (Foto: Ist)
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tenaga kesehatan berada di urutan pertama dalam kelompok prioritas, yang akan disuntik vaksin Covid-19 dalam gelombang pertama vaksinasi periode Januari-April 2021. Total tenaga kesehatan yang akan divaksin di 34 provinsi, berjumlah 1,3 juta orang.

Hal ini ditegaskan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang akrab disapa BGS dalam keterangan resminya, Selasa (29/12).

Untuk diketahui, hingga saat ini, sudah ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang meninggal akibat terpapar Covid-19.

"Saya sampaikan, baru update empat hari ini sebagai Menteri, sudah ada 507 tenaga kerja kesehatan yang wafat di masa pandemi Covid-19. Atas nama pemerintah, saya mengucapkan turut berduka cita, berbelasungkawa. Saya doakan, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," kata BGS dalam keterangannya, Selasa (29/12).

Baca juga : Jokowi Yakin Ekonomi Bakal Normal Kembali

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dari total 1,3 juta tenaga kesehatan, jumlah terbanyak ada di Provinsi Jawa Tengah dengan angka 177.784. Disusul Jawa Barat (161.143), Jawa Timur (131.997), DKI Jakarta (119.145), DKI Jakarta (83.965). Sisanya tersebar di provinsi lainnya di Indonesia.

Selain tenaga kesehatan, program vaksinasi gelombang pertama juga menyasar petugas publik yang berjumlah 17,4 juta orang. Serta kaum lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun, yang berjumlah 21,5 juta orang. Sehingga, total orang yang akan divaksin di gelombang pertama ini berjumlah 40,2 juta orang.

"Pada tahap awal, vaksinasi dilakukan untuk tenaga Kesehatan, dan dilanjutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun. Masyarakat usia 60 tahun ke atas, akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk kelompok umur tersebut. Misalnya, tertuang dalam izin penggunaan darurat atau data hasil uji klinis tahap III," jelas BGS.

"Vaksinasi juga dapat dilakukan terhadap komorbid terkendali. Dengan kriteria menunggu rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI)," imbuhnya.

Baca juga : Paus: Yang Paling Rentan, Harus Duluan Divaksin

Setelah periode vaksinasi gelombang pertama (Januari-April 2021) untuk 40,2 juta orang, pemerintah akan melanjutkan program vaksinasi gelombang kedua (April 2021-Maret 2022) untuk 141,3 juta orang. Sehingga, total ada 181,5 juta jiwa yang masuk dalam program vaksinasi tersebut.

Angka 181,5 juta jiwa itu merupakan hasil pengurangan dari total penduduk berusia di atas 18 tahun (sesuai kriteria uji coba klinis) yang berjumlah 188,7 juta, dikurangi eksklusi (ibu hamil, terpapar Covid, dan komorbid tidak terkontrol) sebanyak 7,2 juta.

Vaksinasi gelombang kedua akan menyasar 63,9 juta anggota masyarakat rentan, atau memiliki risiko penularan yang tinggi. Sedangkan kategori masyarakat lainnya dengan pendekatan klaster sesuai ketersediaan vaksin, dialokasikan untuk 77,4 juta orang.

Di luar vaksin Merah Putih, Kementerian Kesehatan bekerja sama menyiapkan pengadaan 5 jenis vaksin bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Luar Negeri. Kelima vaksin tersebut adalah Sinovac, Novavax, COVAX/GAVI, Astra Zeneca, dan Pfizer. 

Baca juga : Asal Penuhi Syarat, Vaksin Covid-19 Bisa Dari Rusia, China atau Amerika

Pada 6 Desember lalu, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah mendarat di Tanah Air. Tahun ini, produsen vaksin asal China tersebut juga sudah berkomitmen mengirimkan 15 juta dosis vaksin, dalam bentuk bulk atau bahan baku. Sekitar Januari 2021, akan dikirimkan kembali 30 juta dosis vaksin, yang juga dalam bentuk bulk[FAQ]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.