Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Menteri Bambro

Corona Baru Ada Di Sini Tapi Tak Menyeramkan

Jumat, 29 Januari 2021 08:59 WIB
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro, dalam Focus Group Discussion (FGD) Rakyat Merdeka, Kamis (28/1). (Foto: Instagram)
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro, dalam Focus Group Discussion (FGD) Rakyat Merdeka, Kamis (28/1). (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Dari semula didominasi oleh clade L, kini dominan clade GH, yakni mutasi D614G. “Nah, dari Whole Genome Sequencing yang kita miliki, sampai hari ini, D614G ada. Banyak. Hampir di semua genom D614G,” ungkap Bambang.

Untungnya, mutasi itu tidak menyeramkan. “Setelah dilihat, ternyata tidak menimbulkan penularan yang lebih besar dan tidak menimbulkan keparahan dari penyakit, dan tidak mengganggu,” ucap Bambro, menenangkan.

Bambro merinci, setidaknya ada 3 indikator yang jadi patokan setiap menemukan mutasi virus. pertama, apakah strain virus baru itu menular lebih cepat? Kedua, apakah membuat penyakit lebih parah jika terinfeksi? Ketiga, apakah virus strain baru itu akan mengganggu pengembangan vaksin?

Baca juga : Vaksin Corona Sputnik V Sudah Sampai Tahap Persetujuan

Bambro memastikan, D614G itu tidak mematikan, tidak membuat penyakit lebih parah, juga vaksin Covid-19 yang ada, masih ampuh melawan virus strain baru tersebut.

Di beberapa negara, temuan strain virus baru ini cukup meresahkan. Seperti di Inggris. Varian barunya disebut lebih menular dan lebih mematikan dibanding versi sebelumnya. Hingga kemarin, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebut sudah 70 negara terpapar virus baru asal negeri Ratu Elizabeth itu.

Bambro juga memastikan, varian baru yang muncul di Inggris itu, tidak ada di Indonesia. Tim Genomic Surveilans sudah melacak sampel-sampel yang pernah ke Inggris atau yang berinteraksi dengan orang Inggris melalui tracing dan tracking. Hasilnya, tidak ada.

Baca juga : Moeldoko Bela Airlangga

“Sampai hari ini, paling tidak dari laporan yang saya dapatkan, belum ditemukan yang Inggris di Indonesia,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Bambro juga menjelaskan soal pemotongan anggaran 2021 yang dilakukan Kementerian Keuangan terhadap sejumlah Kementerian/Lembaga. Ternyata, anggaran Kemenristek/BRIN juga ikut kena potongan.

Bambro menerangkan, pemotongan itu tidak hanya di 2021. Di 2020 juga di lakukan. Saat itu, anggaran Kemenristek/BRIN dipotong dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 1,8 triliun.

Baca juga : Hari Ini Jasa Marga Dan HK Sesuaikan Tarif Tol

Tahun ini, pemotongan anggaran untuk Kemenristek/BRIN tidak terlalu besar. “Kalau tidak salah untuk Kementerian kami hanya Rp 91 miliar dari Rp 2,7 triliun,” jelas Bambro.

Di saat yang sama, pihaknya menerima tambahan anggaran dari kelolaan dana abadi pendidikan sebesar Rp 380 miliar dan hasil kelolaan dana abadi penelitian sekitar Rp 200 miliar. Dengan begitu, pemotongan anggaran yang dilakukan tidak mengganggu proses penelitian yang dilakukan Kemenristek/BRIN.

“Meskipun kita dipotong Rp 91 miliar. Di luar DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) kementerian itu (mendapat tambahan) sekitar Rp 580 miliar yang akan kita pakai untuk melanjutkan riset Covid-19 dan vaksin Merah Putih. Itu yang akan jadi prioritas,” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.