Dark/Light Mode

Genome Sequencing 1.500-1.800 Per Bulan

Menkes: Varian AY.4.2 Belum Terdeteksi Di Indonesia

Senin, 8 November 2021 17:46 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers terkait PPKM, Senin (8/11). (Foto: YouTube)
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers terkait PPKM, Senin (8/11). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) menegaskan, sampai saat ini subvarian Delta AY.4.2 belum terdeteksi di Indonesia. Meski begitu, ancaman ini harus tetap diwaspadai, karena kasusnya sudah ditemukan di Malaysia.

"Varian AY.4.2 memang sudah sampai di Malaysia, tapi belum atau tidak terdeteksi di Indonesia sampai sekarang," ujar BGS dalam keterangan pers terkait hasil Rapat Terbatas PPKM, yang ditayangkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.

"Kami melakukan genome sequencing antara 1.500 sampai 1.800 tes per bulan. Sejauh pemeriksaan itu, belum terlihat adanya subvarian AY.4.2," imbuhnya.

BGS menegaskan, pemerintah akan bergerak cepat menangkal masuknya virus tersebut, dengan memperketat seluruh pintu kedatangan dari luar negeri.

Baca juga : Netizen Sebut Corona Varian AY.4.2 Sudah Mengamuk Di Eropa

"Apalagi, kasus tersebut sudah sampai Malaysia. Banyak orang Indonesia pulang pergi dari Malaysia. Baik darat, laut, dan udara. Ini nanti akan kita tingkatkan penjagaannya. Supaya kita bisa menahan masuknya potensi subvarian baru ke Indonesia," jelas BGS.

Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan Malaysia mengumumkan 2 kasus varian baru AY.4.2 di negaranya, pada Sabtu (6/11).

Kasus ini melibatkan 2 mahasiswa Malaysia yang pulang dari Inggris.

Dalam pernyataannya, Menteri Kesehatan Malaysia Dr. Noor Hisham Abdullah mengatakan, kasus itu terdeteksi ketika yang bersangkutan tiba di Kuala Lumpur International Airport pada 2 Oktober.

Baca juga : Cerita Wastra 2021 Latih 1.000 Perajin Kain Tenun Di Indonesia

Awalnya, kedua mahasiswa tersebut memberikan hasil negatif saat menjalani tes PCR pertama. Namun, setelah mengulang tes tersebut dalam masa karantina pada 7 Oktober, mereka dinyatakan positif Covid.

"Sampel tersebut kemudian diuji di Institut Biologi Molekuler Medis, Universitas Kebangsaan Malaysia. Hasilnya, keluar tanggal 30 Oktober," jelas Noor Hisham seperti dikutip Bernama, Sabtu (6/11).

Noor Hisham menjelaskan, varian AY.4 adalah salah satu dari 75 jenis turunan dari varian Delta. Dan di antara turunan AY.4  terdapat varian AY.4.2 yang populer dengan nama Delta Plus.

Lembaga Keselamatan Kesehatan Inggris pada 20 Oktober 2021 telah menetapkan AY.4.2 sebagai varian di bawah penyelidikan (VUI).

Baca juga : PB PASI Berencana Bangun Pusat Pelatihan Atletik Di Indonesia Timur

"Vaksin yang kita gunakan saat ini masih efektif melawan varian ini. Protokol seperti karantina, testing masih bisa diterapkan dalam menangkal penyebaran varian ini. Terutama dalam prosedur kedatangan internasional," jelas Noor Hisham. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.