Dark/Light Mode

Tanggapi Pembelian 42 Jet Rafale Asal Prancis

Dubes Rusia Masih Ngarep Indonesia Jadi Beli Sukhoi

Jumat, 18 Februari 2022 08:10 WIB
Jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation, Prancis. Indonesia ingin mengakuisisi 42 pesawat tempur buatan Prancis ini. (Foto: REUTERS/STEFANOS KOURATZIS).
Jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation, Prancis. Indonesia ingin mengakuisisi 42 pesawat tempur buatan Prancis ini. (Foto: REUTERS/STEFANOS KOURATZIS).

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia memutuskan membeli 42 jet Rafale dari Prancis. Hal itu menimbulkan ketidakpastian terkait rencana Indonesia membeli Sukhoi dari Rusia. Padahal, rencana itu sudah lebih dulu dibahas.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva turut memperhatikan hal tersebut. Menurutnya, pembelian jet Rafale hak penuh Indonesia, yang bebas membeli perlengkapan militer dari negara manapun.

Kendati demikian, Vorobieva mengatakan, rencana yang diumumkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto itu tidak sesederhana yang terlihat.

“Perjanjian dengan Rafale juga tidak akan secepat seperti yang mungkin terlihat. Kita akan lihat bagaimana nanti,” ujar Vorobieva kepada media saat konferensi pers virtual, kemarin.

Baca juga : Presidensi G20 Indonesia Dipuji Menlu AS

Akhir tahun lalu, Vorobieva mengatakan, masih ada kemungkinan kesepakatan Sukhoi akan terwujud. Pihaknya masih berharap kesepakatan Sukhoi akan tercapai. “Tapi terserah Indonesia untuk melanjutkannya,” kata Vorobieva.

Sebelumnya, Menhan Prabowo memastikan, Indonesia bisa membeli 42 jet Rafale dari Prancis dan 36 F-15ID dari Amerika Serikat (AS).

Khusus Rafale, enam di antaranya telah resmi diakuisisi. Sedangkan 36 jet tempur Rafale diklaim akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Adapun enam unit Rafale itu sah dibeli Indonesia melalui penandatanganan yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dengan pihak Dassault Aviationdi Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (10/2/).

Baca juga : IUT Le Havre Prancis, Buka Kelas Bahasa Indonesia

Acara penandatanganan dalam bentuk Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) itu disaksikan langsung Prabowo dan Menhan Prancis Florence Parly.

Adapun kerja sama tersebut, termasuk dalam hal kerja sama MRO (Maintenance, Repair, Overhaul), pengembangan kapal selam, pengadaan satelit, hingga produksi amunisi kaliber besar.

Menlu Ke Paris

Menyusul penguatan kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Prancis pekan lalu, dalam jumpa pers virtual dari Phnom Penh, Kamboja, kemarin, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi akan terbang ke Paris, Prancis.

Baca juga : Prihatin Pemberhentian Periset Eijkman, Sudirman Said: Rasio Peneliti Di Indonesia Masih Sangat Rendah

Pada 16-17 Februari lalu, Retno menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN yang disebut ASEAN Foreign Ministers’ Meeting Retreat (AMM Retreat).

Selanjutnya, Retno akan bertolak ke Prancis untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri mengenai Indo Pasifik di Paris. Pada kesempatan ini, Retnoakan bertemu Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian dan Menhan Prancis Parly. [PYB/MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.