Dark/Light Mode

Krisis Populasi Mengancam

Warga Thailand Pilih Pelihara Kucing Dibanding Punya Anak

Senin, 7 Maret 2022 21:20 WIB
Dua murid TK main di balik sekat plastik di Wat Khlong Toey School, 10 Agustus 2020 di Bangkok, Thailand. (Foto Getty Images/Lauren DeCicca)
Dua murid TK main di balik sekat plastik di Wat Khlong Toey School, 10 Agustus 2020 di Bangkok, Thailand. (Foto Getty Images/Lauren DeCicca)

 Sebelumnya 
Pusat kesuburan dapat ditemukan di Bangkok dan kota-kota besar lain di 76 provinsi berbeda. Tetapi, sejumlah warga menilai langkah tersebut terlambat datang.

Wanita bernama Chinthathip Nantavong (44) memilih untuk tidak akan memiliki anak. Ia membuat keputusan itu dengan pasangan yang telah bersamanya selama 14 tahun. Mereka menganggap, membesarkan anak membutuhkan banyak pengeluaran. 

Baca juga : Bela Ukraina, Usyk Pilih Perang Ketimbang Bertinju

"Biaya satu semester untuk taman kanak-kanak saya sudah puluhan ribu bath," kata Chinthathip. Terlebih lagi, imbuhnya, fasilitas perawatan dan kebijakan kesejahteraan tak begitu mendukung. Menurutnya, negara-negara lain memberikan tawaran yang lebih baik.

Keputusan Chinthathip dan penduduk lain yang sepemikiran bakal berimbas besar pada ekonomi Thailand. Sebab, negara itu mengandalkan tenaga kerja terutama dari kelas menengah yang bertumbuh, di saat kebanyakan populasinya orang tua,

Baca juga : Ini Alasan Serangan Rusia Ke Ukraina Bisa Picu Perang Dunia Ketiga

Sebagai informasi, Thailand tengah merangkak menuju super-aged society. Yaitu negara dengan jumlah lansia yang mencakup seperlima dari keseluruhan populasi. Sekitar 18 persen penduduk Thailand berusia di atas 60 tahun. Rasio usia kerja dan lansia pada 2021 adalah 3:4. Para pejabat memprediksi perbandingan itu akan meningkat menjadi 1:7 pada 2040 mendatang.

Akibatnya, pemerintah harus menyiasati masalah tenaga dengan perkembangan teknologi. “Sektor manufaktur akan menghadapi penurunan produktivitas jadi kita harus mengembangkan tenaga kerja terampil dan mengadopsi penggunaan teknologi otomatis,” jelas Pichayanan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.