Dark/Light Mode

Rusia Rilis 20 Negara Musuh

Di Mata Putin, Kita Masih Bersahabat

Rabu, 9 Maret 2022 09:12 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: Reuters).
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: Reuters).

RM.id  Rakyat Merdeka - Buntut perang dengan Ukraina, Rusia merilis negara-negara mana saja yang saat ini menjadi sahabatnya, juga menjadi musuhnya. Ada 20 negara yang dianggap Rusia sebagai musuhnya. Lalu, di mana posisi negara kita? Di mata Presiden Rusia, Vladimir Putin, Indonesia masih sahabat.

Sejak Rusia menyerang Ukraina, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa menjatuhkan serentetan sanksi ekonomi sebagai bentuk protes ke Rusia. Mulai dari pembekuan aset, larangan perjalanan, sampai pembekuan di pasar keuangan. Tujuan utama sanksi itu hanya satu, bikin rakyat Rusia menderita karena resesi, dan diharapkan bisa menekan presidennya untuk menghentikan perang.

Baca juga : Sejak Awal 2022, Wisman Di Jakarta Meningkat Pesat

Sanksi yang dijatuhkan tersebut, terbukti ampuh. Dalam sepekan sanksi dijatuhkan, ekonomi Rusia mulai oleng. Bursa saham milik negara Beruang Merah itu, terus anjlok hingga 30 persen. Tidak hanya harga saham-saham Rusia yang jatuh, harga obligasi pemerintahnya juga, ikut terjun bebas.

Nilai Rubel, mata uang Rusia juga anjlok hampir 60 persen. Bahkan, nilai Rubel ini hanya dihargai lebih rendah dari 1 sen dolar AS. Tidak sampai di situ saja, kondisi keuangan yang carut marut juga membuat warga Rusia lebih pilih uang tunai dibanding menyimpan di bank. Di sejumlah tempat, warga antre panjang di mesin ATM, demi menguras isi tabungannya.

Baca juga : Bus Pariwisata Ketabrak KA Di Tulungagung, 4 Tewas Belasan Luka-luka

Akibatnya, kini banyak warga Rusia yang tak bisa lagi bayar cicilan kredit rumah karena suku bunga naik tajam. Sebagian lagi, mulai kerepotan karena tak bisa lagi melakukan pembayaran via Visa, Mastercard, Apple Pay dan Google Pay yang sudah diblokir Barat.

Tak hanya memberikan sanksi ekonomi ke Rusia, AS kembali menyerukan kepada negara sekutunya agar tak mengimpor lagi minyak dari Rusia. Sebagian sekutu AS, sudah manut dengan arahan tersebut. Sebagian lagi masih pikir-pikir. Jerman misalnya, menolak ajakan AS itu, karena khawatir mendapat sanksi balasan dari Rusia.

Baca juga : Rusia-Ukraina Perang, Rupiah Masih Aman

Bagi Rusia, ajakan dari AS itu sudah benar-benar mengancam ekonominya. Soalnya, minyak menjadi sumber pendapatan penting setelah negara itu dibekukan dari pasar keuangan Barat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.