Dark/Light Mode

Di Tengah Krisis

WNI Di Sri Lanka Sepakat Tidak Pilih Evakuasi

Senin, 27 Juni 2022 12:53 WIB
Dubes RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing (tengah) dalam diskusi dengan  WNI di KBRI Colombo, Sri Lanka. (Foto RM/KBRI Colombo)
Dubes RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing (tengah) dalam diskusi dengan WNI di KBRI Colombo, Sri Lanka. (Foto RM/KBRI Colombo)

RM.id  Rakyat Merdeka - WNI di Sri Lanka sepakat bahwa evakuasi bukan pilihan utama meski krisis ekonomi di negara Asia Selatan ini membuat masyarakat kesulitan.

Sri Lanka mengalami kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak), gas, pemadaman listrik dan mahalnya barang-barang kebutuhan pokok.

Baca juga : Menteri Energi Sri Lanka Minta Rakyat Tinggalkan Pom Bensin

Saat berbicara di Parlemen pada 22 Juni 2022, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan ekonomi Sri Lanka telah benar-benar bangkrut (completely collapsed) akibat utang dan berbulan-bulan mengalami kekurangan pangan, bahan bakar dan listrik.

Hal ini mengemuka pada dialog interaktif Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Sri Lanka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing, dan WNI melalui pertemuan hybrid di KBRI Colombo, Minggu (26/6).

Baca juga : Nerrazurri Bakal Lepas Tiga Pilar

Dilansir keterangan pers KBRI Colombo, Senin (27/6), dialog tersebut digelar untuk menyerap aspirasi masyarakat Indonesia soal krisis ekonomi di Sri Lanka.

“Kami ingin mengetahui dampak langsung yang dirasakan WNI setelah adanya pengumuman kebangkrutan ekonomi Sri Lanka,” jelas mantan Konsul Jenderal RI di Perth, Australia itu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.