Dark/Light Mode

17 Terduga Mata-mata CIA Dapat Tawaran Menggiurkan

Senin, 22 Juli 2019 23:29 WIB
Hassan Rouhani (Foto Net)
Hassan Rouhani (Foto Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Intelijen Iran mengungkap tawaran yang diberikan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) kepada 17 orang terduga mata-mata yang ditangkap. Sebuah dokumen dari Kementerian Intelijen Iran mengungkap jaringan agen rahasia CIA di mana 17 orang yang ditangkap telah mengaku bekerja bagi badan itu.

Dikutip CNN Senin (22/7), misi yang diberikan bagi terduga mata-mata itu adalah mendapat informasi sensitif dari sektor penting hingga operasi intelijen Iran. "Di penjara, mereka menyebut tawaran menggoda CIA termasuk pindah ke AS dan mendapat pekerjaan bagus di sana, serta uang," demikian laporan dari kementerian.

Baca juga : Tiga Nama Kader Demokrat Ini Ramaikan Bursa Menteri Jokowi

Mereka kemudian menyebut metode perekrutan yang dilakukan. Yakni menggunakan "jebakan visa" bagi warga Iran yang hendak bepergian ke AS. 

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat hadir di acara Fox & Friends mendesak perlunya ada sikap kehati-hatian dalam menanggapi laporan yang dibuat Teheran. "Rezim Iran memiliki sejarah panjang berbohong. Sementara saya akan menerima laporan itu sembari terus mencari kebenaran atas laporan mereka," tegas Pompeo. 

Baca juga : Tumpang Sari Kopi dan Jahe Menguntungkan

Presiden Donald Trump sebelumnya sempat mengeluarkan bantahan melalui kicauannya di Twitter dengan menyebut klaim yang dibuat Iran tidak benar. "Laporan Iran sudah menangkap agen rahasia CIA benar-benar ngawur. Sama sekali tak ada kebenarannya," ujar Trump.

Namun, pernyataan Trump itu malah mendapat kritikan dari mantan agen CIA Ned Price yang menuturkan, seharusnya pemerintah tidak perlu menanggapi klaim itu.

Baca juga : Tengah Malam, Rumah Calon PM Inggris Disamperin Polisi

Trump mengumumkan keluar dari perjanjian nuklir 2015. Kemudian Washington membuat kebijakan dengan menerapkan sanksi kepada Iran, dan dibalas dengan pengayaan uranium melebihi kesepakatan dalam perjanjian 2015. Juni lalu, Trump sempat membatalkan serangan udara yang diperintahkannya sendiri sebagai balasan setelah Iran mengumumkan sudah menembak jatuh drone AS.

Tensi kemudian berkembang ketika Marinir Inggris menyerbu kapal tanker super di perairan Gibraltar Juli ini karena diduga melanggar sanksi Uni Eropa. Teheran melalui Garda Revolusi menanggapi dengan mengumumkan penangkapan kapal tanker berbendera Inggris di Selat Hormuz. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :