Dark/Light Mode

Suara Dari Hong Kong

Tak Terbendung, Demonstran Beraksi Di Berbagai Lokasi

Senin, 29 Juli 2019 04:01 WIB
Kerumunan massa mengepung polisi yang berusaha menghalau aksi protes di sekitar Chater Garden, kemarin. (Foto : AFP).
Kerumunan massa mengepung polisi yang berusaha menghalau aksi protes di sekitar Chater Garden, kemarin. (Foto : AFP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi massa di Hong Kong tak terbendung lagi. Mereka menggelar unjuk rasa di beberapa titik, kemarin.

Dilansisir Strait Times, Ribuan pengunjuk rasa, banyak yang berpakaian hitam, berbaris dan berkumpul di berbagai lokasi di Hong Kong, petang kemarin.

Aksi massa tak mengikuti lokasi yang disetujui polisi, di Chater Garden. Sekitar pukul 3.30 kerumunan orang di taman Chater Garden berjalan menyusuri Hennessy Road dari Des Voeux Road Central menuju Causeway Bay.

Satu kelompok pengunjuk rasa telah mencapai Causeway Bay dan menempati jalan di luar department store Sogo, yang telah tutup lebih awal. Para pengunjuk rasa terlihat melepaskan pagar pembatas untuk membuat pagar penghalang dari polisi.

Terpisah, sekelompok orang berkumpul di depan kantor hukum di Sai Ying Pun. Di Connaught Road West, pengunjuk rasa membuat barikade di luar Island Pacific Hotel. Lima puluh meter jauhnya, sekitar dua lusin polisi antihuru-hara memantau dari kejauhan.

Baca juga : Inggris dan Iran Makin Memanas

Mulai pukul 7, polisi menembakkan gas air mata di sekitar Des Voeux Road dan Western Street. Bentrokan terjadi demonstran melemparkan bata ke arah petugas. Situasi segera menjadi kacau. “Polisi segera melakukan aksi pembubaran massa,” bunyi postingan Facebook Kepolisian Hong Kong.

Massa yang tidak mengindahkan saran polisi untuk bubar merangsek maju dan melawan polisi.

Warga yang tinggal di apartemen sekitar lokasi kejadian meminta polisi menghalau massa ke tempat lain. Ada juga yang sengaja melihat situasi dan menyemangati polisi.

“Kita tahu akan ada aksi di sekitar sini. Makanya kami ke sini untuk melihat bagaimana massa mengungkapkan aspirasi,” ujar Krista Chencerick yang sengaja datang melihat di sekitar lokasi aksi.

“Kita mau saja ikutan. Tapi kita membawa anjing peliharaan,” lanjutnya.

Baca juga : Asbun Yang Bilang Ada Perubahan Kepengurusan Di DPP Partai Golkar

Karena massa melawan, polisi menyarankan warga untuk menghindari gerombolan massa berkostum hitam.

Polisi menyarankan massa beraksi di sekitar Chater Garden saja. Namun, pendemo berpikiran lain. “Kita di sini sampai pemerintah memenuhi permintaan kita,” ujar Ki Lo (26) kepada Strait Times.

“Kita juga melihat polisi bertindak semena-mena kepada kita,” lanjutnya.

Ki Lo bertekad terus beraksi walau dia khawatir akan kehilangan pekerjaannya. Menurutnya, masa depan Hong Kong yang bebas jauh lebih penting.

Massa menuntut lima hal dari Pemerintah Hong Kong. Pencabutan RUU Ekstradisi, penghapusan label “pengrusuh” pada aksi 12 Juli, penyelidikan penyiksaan massa oleh polisi, pembebasan massa yang ditahan dan kebebasan demokrasi bagi warga Hong Kong.

Baca juga : Taiwan Berani Kangkangi China

Polisi Hong Kong sebelumnya melarang pelaksanaan aksi kemarin karena kericuhan aksi pada Sabtu (27/7). Dalam sebuah pernyataan, kemarin, Pemerintah Hong Kong menyesalkan terjadi kerusuhan.

Pemerintah Hong Kong mengungkap, polisi telah menangkap 11 pria, berusia antara 18 dan 68 tahun, karena pelanggaran hukum berupa kepemilikan senjata serbu, dan menyerang polisi. Setidaknya empat petugas polisi terluka.

Otoritas Rumah Sakit mengatakan, pukul 08.00 pagi, 24 orang terluka, dirawat di rumah sakit setelah ikut unjuk rasa. Dua di antaranya, luka parah. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.