Dark/Light Mode

Catatan Dr. Victor A. Pogadaev

HUT Bacaan Melayu-Indonesia Ke-55 Di Rusia

Minggu, 5 Februari 2023 13:30 WIB
Peserta Simposium Internasional tentang Budaya Nusantara di Pusat Sastra Oriental Perpustakaan Negara Rusia (2019). (Foto: Istimewa)
Peserta Simposium Internasional tentang Budaya Nusantara di Pusat Sastra Oriental Perpustakaan Negara Rusia (2019). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bulan terakhir tahun 2022 menandai 55 tahun sejak Bacaan Melayu-Indonesia pertama berlangsung di Institut Bahasa-Bahasa Timur di Universitas Negara Moskow bernama M.V. Lomonosov (sekarang Institut Studi Asia dan Afrika/ISAA). Keberadaan bacaan itu dimungkinkan berkat inisiatif orientalis Soviet Natalia F. Aliyeva (1931-2015), Boris B. Parnikel (1934-2004) dan Vilen V. Sikorsky yang mampu meyakinkan akademisi Alexander. A. Guber (1902-1971) dalam kebutuhan untuk mengadakan pertemuan berkala para peneliti dunia Melayu-Indonesia, juga dikenal sebagai Nusantara, dan memperoleh persetujuannya untuk menjadi pelindung bacaan itu.

Sejak itu, setiap bulan dari September hingga Mei, para sarjana, mahasiswa PhD, dan pelajar dari berbagai universitas dan lembaga penelitian di Moskow berkesempatan untuk bertemu untuk berbagi temuan dan hasil penelitian mereka tentang berbagai masalah sejarah, budaya, sastra, seni, dan etnografi negara-negara di kawasan ini.

Selama 55 tahun keberadaannya, lebih dari 500 seminar telah diadakan (sekitar 9 seminar per tahun), termasuk seminar khusus (terkadang selama dua hari) dan beberapa konferensi internasional besar dengan pembicara asing. Di antaranya adalah seminar Pembangunan Nasional dan Proses Kesusastraan/Budaya di Asia Tenggara pada tahun 1996 yang dihadiri 48 wakil negara asing, termasuk penyair terkenal Taufiq Ismail, jurnalis Wiratmo Soekito, dan politisi Fadli Zon dari Indonesia, serta sastrawan dan budayawan Ismail Hussain, Muhammad Haji Salleh, Rahma Bujang, Rahman Shaari dari Malaysia.

Baca juga : Banjir Di 4 Negara Bagian Malaysia, Hampir 14 Ribu Orang Ngungsi

Taufiq Ismail bahkan sempat membacakan puisinya di dekat tembok Kremlin. Sementara Muhammad Haji Salleh menciptakan beberapa puisi tentang Museum Leo Tolstoy dan kesannya saat berkunjung ke Teater Vakhtangov, lokasi pementasan berdasarkan novel Queen of Spades karya Alexander Pushkin dipentaskan.

Pada tahun 1999, European Colloquium on Indonesian and Malay Studies (ECIMS) ke-11 diselenggarakan dengan 17 peserta dari 10 negara. Pada tahun 2019, Simposium Internasional tentang budaya Nusantara berlangsung di Pusat Sastra Oriental Perpustakaan Negara Rusia dengan pameran buku karya penulis Indonesia dan Malaysia. Antara pesertanya adalah Iwan Kurniawan dari Indonesia yang membacakan puisinya dalam bahasa Indonesia.

Selain itu, 21 edisi buku Studi Melayu-Indonesia diterbitkan berdasarkan presentasi di seminar (yang pertama pada tahun 1971). Pada suatu waktu ada kegiatan internasional yang cukup luas, salah satu hasil spesifiknya adalah perpustakaan Pusat Nusantara di ISAA yang kecil namun berharga.

Baca juga : Gagasan Erick Thohir Jadikan Jepang Role Model Sepak Bola Indonesia Dipuji Akademisi

Edisi terakhir Studi Melayu-Indonesia ke-21 disiapkan untuk menghormati Prof. Alexander K. Ogloblin yang banyak jasanya dalam penyelidikan bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa dalam rangka perayaan ulang tahunnya yang ke-80. Kumpulan ini mencakup baik laporan dari peserta reguler dalam bacaan yang dipresentasikan pada seminar itu, maupun artikel dari rekan-rekan dari Indonesia dan Malaysia, di antaranya Prof. Abdul Hadi W.M. dan pelukis Misbach Tamrin - partisipasi mereka membuktikan prestise internasional yang tinggi dari Bacaan Melayu-Indonesia dan Persatuan Nusantara yang diciptakan atas dasarnya. Artikel-artikel dalam buku tersebut mencerminkan keragaman budaya masyarakat di wilayah Nusantara, citranya yang unik. 

Ada seminar online khusus Desember menjelang hari ulang tahun bacaan ini  dengan partisipasi dua sarjana Indonesia yaitu Prof. Agus Suwignyo dari Universitas Gadjah Mada dan Prof. Rhoma Dwi Aria Yuliantri dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan makalah The Making of Soviet Cultural Identity in Indonesia, 1950-1960s.

Generasi pelajar dan, sayangnya, para sarjana bertukar-tukar, tetapi Bacaan Melayu-Indonesia terus berlanjut dan, kami harap, akan terus hidup!

Baca juga : Jokowi Menohok Eropa

Dr. Victor A. Pogadaev
Dosen Bahasa Indonesia di MGIMO, Rusia/Wakil Ketua Persatuan Nusantara

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.