Dark/Light Mode

Merasa Terancam, China Genjot Anggaran Militer Rp 3.000 Triliun

Selasa, 7 Maret 2023 00:51 WIB
Perdana Menteri China Li Keqiang menyampaikan pidato terakhirnya pada rapat paripurna Kongres Rakyat Nasional, Minggu (5/3), di Beijing. Berbeda dengan Xi Jinping yang memasuki masa jabatan ketiga, kiprah Li Keqiang di Politbiro Partai Komunis China (PKC) telah berakhir. Ia telah 
menyelesaikan dua kali masa jabatan dan tidak diperpanjang. (Foto File Associated Press)
Perdana Menteri China Li Keqiang menyampaikan pidato terakhirnya pada rapat paripurna Kongres Rakyat Nasional, Minggu (5/3), di Beijing. Berbeda dengan Xi Jinping yang memasuki masa jabatan ketiga, kiprah Li Keqiang di Politbiro Partai Komunis China (PKC) telah berakhir. Ia telah menyelesaikan dua kali masa jabatan dan tidak diperpanjang. (Foto File Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah China mengumumkan peningkatan anggaran militer fantastis, mencapai 1,55 triliun Yuan (sekitar Rp 3.432 triliun). China merasakan ancaman-ancaman yang semakin meningkat dari luar negeri. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, Beijing pasang target terendah dalam beberapa dekade. Hanya 5 persen.

Seperti dilansir Channel News Asia kemarin, pengumuman itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Li Keqiang, saat berbicara di hadapan para delegasi Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang menggelar rapat di Beijing, Minggu (5/3) waktu setempat. Acara itu akan berlangsung hingga 13 Maret mendatang.

Baca juga : Tahun ini, Ridwan Kamil Bidik Investasi ke Jabar Rp 188 Triliun

Menurut Li, upaya-upaya eksternal untuk menekan dan menghalangi China semakin meningkat. “Militer harus punya energi yang lebih besar untuk pelatihan dalam kondisi pertempuran, dan melakukan upaya terkoordinasi dengan baik untuk memperkuat kinerja militer di semua arah dan wila￾yah,” cetusnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada detail lebih lanjut soal anggaran militer China yang diungkap ke publik. Melainkan hanya disebutkan jumlah total dan besaran kenaikannya.

Baca juga : Wisudawan Termuda Unisba, Lulus Kedokteran Di Usia 20 Tahun

Otoritas Beijing diketahui tengah menghadapi tantangan di garis depan, mulai dari Taiwan hingga misi Angkatan Laut dan Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa, tepatnya di dekat pulau-pulau yang diduduki China.

Agustus 2022, China menggelar latihan perang besar-besaran di dekat Taiwan, untuk meluapkan kemarahan atas kunjungan kontroversial Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei.

Baca juga : Krakatau Steel Lepas Saham Anak Usaha ke Chandra Asri Rp 3,24 Triliun

Dalam pernyataannya, Li juga mengatakan bahwa pengeluaran militer Beijing untuk tujuan-tujuan defensif memiliki persentase relatif rendah dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu. Dia juga memperingatkan para pengkritik yang menilai kenaikan anggaran militer China sebagai ancaman untuk perdamaian dunia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.