Dark/Light Mode

Catatan Perjalanan Ke Iran (2)

Hotel Bersejarah, Perayaan 2.500 Tahun Kekaisaran Persia

Jumat, 10 Maret 2023 07:15 WIB
Wartawan Rakyat Merdeka, Muhammad Rusmadi di depan Laleh International Hotel, Teheran. [Foto: Rusma/Rakyat Merdeka/RM.id]
Wartawan Rakyat Merdeka, Muhammad Rusmadi di depan Laleh International Hotel, Teheran. [Foto: Rusma/Rakyat Merdeka/RM.id]

 Sebelumnya 
Sebagai pengingat, salah satu peristiwa penting yang mengubah wajah Iran, adalah Revolusi Islam pada 1979, hingga tergulingnya Shah atau Raja Iran, Mohammad Reza Pahlavi.

Pada dekade 1970-an, banyak rakyat Iran sudah muak dengan kepemimpinan Shah. Meski selama kepemimpinannya, Iran menuai berbagai kemajuan, namun kalangan oposisi menilai, Pemerintahan Pahlavi korup. Mereka menuduh, pembagian hasil minyak tak merata dan banyak penekanan terhadap lawan politik.

Sementara kalangan religius Iran juga menilai, upaya westernisasi Pahlavi bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai protes, mereka beralih ke sosok Ruhollah Khomeini, seorang ulama yang memimpin gerakan revolusioner Islam di negeri itu.

Baca juga : Keindahan Alborz, Menyapa Setiap Pendatang Ke Teheran

Puncaknya, pada September 1978, peristiwa Black Friday terjadi. Ribuan orang berkumpul di Lapangan Jaleh dan menuntut Ayatollah Khomeini kembali ke Iran dari pengasingannya di Prancis.

Namun, aksi demonstrasi ini menuai murka rakyat, ketika pasukan kerajaan yang tak terlatih, melepaskan tembakan dan membunuh 89 orang. Insiden itu malah memicu gelombang aksi unjuk rasa yang lebih besar.

Laleh International Hotel, Teheran. [Foto: travital.com]

Hingga pada Juli 1979, kaum revolusioner memaksa Shah membubarkan Pemerintahannya. Shah Iran pun lari ke Mesir.

Baca juga : Tegangnya Perjalanan Biden Ke Ukraina, Jelang Setahun Invasi Rusia

Dalam upayanya melarikan diri dari Tanah Airnya, Reza Pahlavi menderita sakit kanker limfatik atau kanker kelenjar getah bening. Waktu itu, Presiden AS, Jimmy Carter, mengizinkan Pahlavi mengunjungi negaranya berobat.

Kabar ini ternyata memicu pro-kontra di Iran. Hubungan Iran dan AS yang telah lama panas, membuat para demonstran yang terdiri dari mahasiswa menyerbu kantor Kedutaan Besar AS di Teheran. Kelompok mahasiwa pro-Ayatollah tersebut memasuki gedung kedubes, pada 4 November 1979, tepat setelah Pahlavi tiba di New York.

Begitu masuk, mereka menyandera 66 orang, yang sebagian besar merupakan para diplomat dan karyawan kedutaan AS. Setelah beberapa saat, 13 sandera dibebaskan.

Baca juga : Selamatkan Lahan Kritis, Ganjar Tanam 1.500 Pohon Di Area Rawan Longsor-Banjir Bandang

Baru pada 21 Januari 1981 di masa Pemerintahan Ronald Reagan, para sandera yang tersisa dibebaskan, setelah ditahan selama 444 hari. (Bersambung)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.