Dark/Light Mode

Perang Dagang AS-China

Trump Ancam Paksa Seluruh Perusahaan AS Angkat Kaki Dari China

Minggu, 25 Agustus 2019 10:42 WIB
Presiden AS Donald Trump beserta istri, Melania setibanya di Biarritz, Prancis, Sabtu (24/8) untuk menghadiri Konferensi G7. (Foto: Erin Schaff/The New York Times)
Presiden AS Donald Trump beserta istri, Melania setibanya di Biarritz, Prancis, Sabtu (24/8) untuk menghadiri Konferensi G7. (Foto: Erin Schaff/The New York Times)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertemuan para pemimpin negara anggota G7 di Biarritz, Prancis, akhir pekan ini berlangsung penuh drama. Mulai dari masalah kebakaran hutan Amazon, persoalan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa, hingga kian sengitnya perang dagang Amerika Serikat-China turut membayang-bayangi pertemuan kali ini.

Begitu tiba di Biarritz, Sabtu (24/8), Trump langsung melempar ancaman untuk rival dagangnya, China. Trump menyebut, bisa memerintahkan semua perusahaan AS yang menanamkan modalnya di Negeri Tirai Bambu, untuk hengkang kapan pun dia mau.

Miliarder real estate itu bilang, dia tinggal mengaktifkan Pasal Kekuatan Darurat Ekonomi Tahun 1977 - yang biasa digunakan untuk menargetkan teroris, pengedar narkoba, dan negara bermasalah - kepada China. Pasal ini memungkinkan Presiden AS mengisolasi rezim kriminal, namun tidak disebutkan bisa memutuskan kerja sama ekonomi secara total.

Baca juga : Per 1 Oktober 2019, Trump Terapkan Tarif Ekstra 5 Persen Untuk Produk China

Kesal tak ada yang mengerti keampuhan pasal tersebut, Trump pun mencuit di Twitter-nya, @realdonaldtrump. Dia bilang, pasal tersebut bisa 'mematikan' perdagangan China.

"Bagi seluruh wartawan berita bohong yang tidak mengerti apa-apa soal kekuatan Presiden, China dan lain-lain, coba lihat Pasal Kekuatan Darurat Ekonomi tahun 1977. Selesai perkara!" tegas Trump dalam cuitannya.

Trump memang  biasa melemparkan ancaman dramatis kepada lawan-lawannya untuk mendapatkan keinginannya. Namun, pihak Kementerian Perdagangan China mengkritik ancaman Trump.

Baca juga : China Diselimuti Masalah Jelang Perayaan Hari Nasional

"Tindakan unilateral ini adalah bentuk perundungan perdagangan, yang melanggar kebebasan perdagangan internasional. Tekanan seperti ini menyalahi kesepakatan bersama, yang sudah pernah dicapai oleh pemimpin kedua negara, melalui kesepakatan yang saling menguntungkan. Keputusan ini telah mengabaikan sistem perdagangan multilateral dan aturan perdagangan global," demikian bunyi pernyataan Kementerian Perdagangan China, seperti dikutip New York Times, Sabtu (24/8).

Para pemilik bisnis di Paman Sam pun menyebut ancaman Trump sudah keterlaluan. Dia menyebut aturan tersebut hanya akan merusak ekosistem eprdagangan global dan AS.

Presiden Kamar Dagang AS di Shanghai Ker Gibbs mengatakan, niat Trump memaksa seluruh pengusaha AS angkat kaki dari China, dapat membawa dampak buruk bagi keuangan AS.

Baca juga : Luhut Yakin Indonesia Bisa Curi Posisi China

"Sulit keluar dari China. Setiap ada perang tarif, kami semua kena dampaknya. Kita tidak bisa begitu saja meninggalkan China sebagai pasar potensial. China sangat besar dan sangat potensial," jelas Gibbs.

Menurutnya, keputusan itu bisa membuat perusahaan AS terlihat "tidak profesional", jika asal angkat kaki dari China. "Kredibilitas kita sebagai perusahaan akan dipertanyakan klien dari negara lain. Ini bukan keputusan yang menguntungkan," tandas Gibbs. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.