Dark/Light Mode

Duta Besar Australia Untuk Indonesia Penny Williams

Beberin Potensi MIKTA Bareng Dubes Meksiko

Jumat, 19 Mei 2023 05:14 WIB
(Dari kiri) Kepala Badan Kebijakan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Yayan Ganda Hayat Maulana, Dubes Meksiko untuk Indonesia Armando Alvarez, Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, Dubes Australia untuk Indonesia Penny Williams dan moderator Radityo Dharmaputra, saat peluncuran Middle Powers Studies Network (MPSN) di Jakarta, Rabu (17/5). (Foto Paul Yoanda/RM)
(Dari kiri) Kepala Badan Kebijakan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Yayan Ganda Hayat Maulana, Dubes Meksiko untuk Indonesia Armando Alvarez, Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, Dubes Australia untuk Indonesia Penny Williams dan moderator Radityo Dharmaputra, saat peluncuran Middle Powers Studies Network (MPSN) di Jakarta, Rabu (17/5). (Foto Paul Yoanda/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Australia, Meksiko, Indonesia, Turki dan Korea Selatan yang tergabung dalam forum konsultatif MIKTA merupakan negara yang dinilai bisa menjadi buffer bagi pengaruh kekuatan negara adidaya di kawasan.

Pasalnya, kata Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia Penny William, para anggota MIKTA ini merupakan negara-negara berkekuatan menengah yang bisa bermanuver dengan siapa saja.

“Kita bisa berinteraksi dan tidak akan dianggap remeh negara besar. Kita juga tidak ditakuti negara kecil. Jadi kita bisa mendekati siapa saja dan membangun ikatan kerja sama yang sangat baik,” jelas Dubes Williams dalam diskusi yang diadakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Rabu (17/5).

Baca juga : Dubes Australia Penny Williams Main Ke Medan

Negara-negara MIKTA, menurut Williams, seperti perantara agar tidak terjadi proxy war antarkekuatan besar di kawasan.

“Jadi, kita bisa menjalankan hak dan mengambil keputusan yang menurut kita baik. Tanpa campur tangan pihak lain,” ujar Dubes yang hobi makan bakso ini.

Menurutnya, MIKTA memiliki kekuatan lintas wilayah yang sangat beragam untuk membangun jembatan. Tidak hanya sistem multilateral, tapi membangun konsensus dalam menghadapi tantangan dan masalah kompleks yang dihadapi. Seperti isu kesehatan, Hak Asasi Manusia (HAM), perubahan iklim hingga penang￾gulangan risiko bencana.

Baca juga : Targetin Boyong 1.000 Pelajar Indonesia Ke Polandia

Hal ini diamini Dubes Meksiko untuk Indonesia Armando Alvarez. “MIKTA punya kesempatan besar untuk memanfaatkan peran sebagai pembangun jembatan dalam pembentukan kembali sistem global yang seimbang,” timpalnya.

Pendiri FPCI Dino Patti Djalal menambahkan, jika MIKTA benar-benar ingin membuat perbedaan, tujuan yang lebih kuat akan menghasilkan kerja sama yang lebih kuat.

Seperti diketahui, MIKTA adalah forum konsultatif yang dibentuk pada 2013 melalui pertemuan para Menteri Luar Negeri Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia disidang Ma￾jelis Umum PBB ke-68 di New York, Amerika Serikat. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.