Dark/Light Mode

Pemilu Israel

Pertarungan Sengit, Gantz Lebih Diminati Dibanding Netanyahu

Rabu, 18 September 2019 10:48 WIB
Benjamin Netanyahu (kiri) dan Benny Gantz. (Foto BBC)
Benjamin Netanyahu (kiri) dan Benny Gantz. (Foto BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertarungan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Benny Gantz nampaknya sangat sengit. Meski hasil exit polls menunjukkan unggul, Gantz, ketua Partai Biru dan Putih ini enggan mengklaim kemenangan. Dia lebih memilih menunggu hasil resmi komisi pemilihan umum.

Hal serupa juga dilakukan Netanyahu. Dalam pertemuannya dengan pendukungnya di markas Partai Likud, Netanyahu nampak grogi. Dia sering menyesap minum dan suaranya serak selagi berbicara pada Selasa malam (17/9). Padahal, pada pemilu lima bulan lalu, Netanyahu dengan pede mengklaim kemenangan Likud di malam hari pemilihan.

Baca juga : Senin Besok, Perluasan Ganjil Genap Resmi Diterapkan di DKI Jakarta

Tiga exit poll berbeda menunjukkan partai pimpinan Netanyahu, Likud, dan koalisi pendukung Gantz, Biru dan Putih, dapat meraup masing-masing antara 30 dan 32 kursi parlemen dari 120 kursi yang diperebutkan. 

"Dalam beberapa hari ke depan, kita akan memasuki proses negosiasi untuk menghadirkan pemerintah Zionis yang kuat dan mencegah pemerintah anti-Zionis yang berbahaya," ujar Netanyahu kepada para pendukungnya di Tel Aviv.

Baca juga : 33 Perusahaan China Lebih Pilih Vietnam Dan Thailand, Jokowi Geram

Ketika menyebut anti-Zionis, Netanyahu merujuk pada partai-partai Arab Israel yang diprediksi bisa menjadi koalisi terbesar ketiga di parlemen. Partai-partai yang berdiri di bawah bendera aliansi Daftar Gabungan itu sudah menyatakan keinginan mereka untuk memberikan dukungan bagi Gantz.

Di hadapan para pendukungnya di Tel Aviv, Gantz mengindikasikan siap membentuk pemerintahan yang lebih luas. "Kami akan membentuk pemerintahan bersatu yang lebih luas, yang akan mengekspresikan kehendak rakyat. Kami akan memulai negosiasi dan saya akan berbicara dengan semua orang," ucap Gantz seperti dilansir Reuters.

Baca juga : Soal RUU Pertanahan, Jokowi Diminta Terbitkan Surpres Baru

Pemilu kali ini sebenarnya merupakan putaran kedua karena di laga sebelumnya pada April lalu, Netanyahu dinyatakan menang, tapi tak berhasil membentuk koalisi. Rakyat Israel lantas berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara agar hasil pemilu seperti putaran pertama tak terulang. Warga yang menggunakan hak suaranya pun lebih banyak ketimbang pada April lalu, yaitu mencapai 69,4 persen.

Dalam pemilu itu, kubu Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, bakal menjadi penentu.  Partainya, Yisrael Beitenu, diprediksi bisa mendapatkan delapan hingga sembilan kursi. Jika Lieberman menentukan dukungan untuk salah satu calon, kandidat tersebut dipastikan bakal menjadi perdana menteri selanjutnya. Namun, Lieberman menekankan, pemerintahan itu tak boleh mengikutsertakan partai-partai berpaham ultra-Ortodoks. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.