Dark/Light Mode

Akhirnya Mengundurkan Diri, Pejabat Senior Deplu AS Kecewa Biden Bela Israel

Jumat, 20 Oktober 2023 05:15 WIB
Ratusan pengunjuk rasa menuntut gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas, di dalam Cannon House, Capitol Hill, Washington DC, Amerika Serikat. (Al Drago for The New York Times)
Ratusan pengunjuk rasa menuntut gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas, di dalam Cannon House, Capitol Hill, Washington DC, Amerika Serikat. (Al Drago for The New York Times)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pejabat senior Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) bidang politik-militer Josh Paul mengundurkan diri dari jabatannya, Rabu (18/10). Keputusan itu diambilnya karena kecewa dengan kebijakan Joe Biden yang membela Israel.

Pemerintah Amerika Serikat terus melanjutkan kebijakannya memberikan bantuan militer pada Israel yang tengah bertempur melawan pasukan Hamas di Jalur Gaza hingga Tepi Barat, Palestina.

Presiden AS Joe Biden berkeras bahwa Israel berhak membela diri setelah mendapat serangan dadakan dari Hamas pada 7 Oktober lalu. Biden tidak sekalipun mengutuk serangan Israel yang menewaskan ribuan nyawa orang tidak berdosa sepanjang serangan yang sudah berjalan dua pekan ini.

Kecewa dengan kebijakan bosnya itu, pejabat senior Deplu AS bidang politik-militer Josh Paul memutuskan mundur dari jabatannya Rabu (18/10). Pengunduran diri itu dilakukannya sebagai bentuk protes atas pendekatan Biden terhadap konflik Israel-Palestina.

Dikutip Politico, Rabu (18/10), Paul mengatakan, ia memilih mundur karena tahu tidak dapat mendorong kebijakan yang lebih manusiawi dalam Pemerintah AS.

Baca juga : Tips Terhindar Denda/Tunggakan Listrik Saat Sewa Atau Beli Rumah Second

“Saya sering terlibat dalam perdebatan dan diskusi serta upaya untuk mengubah kebijakan mengenai penjualan senjata yang kontroversial,” ujar Paul.

Paul telah menghabiskan lebih dari 11 tahun terakhirnya di bagian urusan politik-militer. Ia bertugas menangani kesepakatan senjata antara AS dengan sekutu.

“Mengingat saya tidak bisa mengubah apa pun, saya mengundurkan diri,” ujarnya.

Dukung Palestina

Pengunduran diri Paul membuat jajaran Deplu AS terkejut. Penolakan terhadap kebijakan Biden atas Israel tidak hanya terlihat di internal pemerintahan AS. Ribuan warga di AS juga ikut turun ke jalan untuk mendukung Palestina dan mengutuk Israel.

Ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina Merdeka berkumpul di kompleks parlemen AS, Gedung Capitol, Rabu (18/10). Massa menuntut gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Baca juga : Atap Bangunan Ringkih, Pegawai Kerja Pakai Helm

Demonstrasi besar-besaran ini digelar Jewish Voice for Peace, sebuah kelompok progresif Yahudi AS pro-Palestina. Ratusan pengunjuk rasa yang sebagian besar orang Yahudi melakukan protes di gedung Cannon, Capitol Hill. Mereka menuntut Biden dan Kongres untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.

Menurut pasukan pengamanan Capitol, sejumlah demonstran ditangkap, termasuk tiga orang atas tuduhan menyerang seorang petugas polisi. Massa emosi dan merasa dikhianati Biden dan tokoh Demokrat lainnya karena mendukung genosida Israel di Jalur Gaza, sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Serangan Hamas menewaskan 1.400 orang di pihak Israel. Sementara balasan brutal Israel selama 13 hari terakhir, menyebabkan 3.400 orang tewas dan 12.000 orang luka-luka. Korban tewas itu termasuk 500 lebih pengungsi dan pasien di rumah sakit Al Ahli atau RS Baptis milik Gereja Anglikan di Gaza.

“Gedung Putih dan semua orang berpikir kami hanya akan duduk diam dan membiarkan hal ini terus terjadi. Tidak!” ujar Anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Rashida Tlaib dalam orasinya.

Segerombolan pengunjuk rasa juga melakukan aksi duduk di balkon gedung tersebut, tempat para politisi dan reporter sering menyiarkan stand-up dan wawancara mereka di televisi.

Baca juga : Menteri PUPR Kirim Pejabat Senior Ikuti Coaching ESQ

Sekelompok orang itu mengenakan kemeja hitam bertuliskan: “Orang-orang Yahudi mengatakan gencatan senjata sekarang”.

Massa juga meneriakkan kalimat: “Kami memiliki kekuatan untuk menghentikan kekejaman yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina. Kami menolak untuk berdiam diri ketika Pemerintah Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. #ceasefirenow,” kata Suara Yahudi untuk Perdamaian.

Kelompok tersebut bersumpah tidak akan pergi sampai Kongres menyerukan gencatan senjata di Gaza. Gerakan Yahudi Amerika lainnya yang disebut IfNotNow juga berpartisipasi dalam demonstrasi itu.

Meski tampil penuh semangat di Capitol Hill, para aktivis tampaknya mendapat sambutan dingin dari Kongres, termasuk dari politisi Demokrat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.