Dark/Light Mode

Dubes Vasyl Hamianin Harap RI Join KTT Perdamaian Dunia Di Swiss

Senin, 22 Januari 2024 06:59 WIB
Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Haminin. (Foto: Kedubes Ukraina Jakarta)
Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Haminin. (Foto: Kedubes Ukraina Jakarta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ukraina tengah menyiapkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perdamaian Dunia di Swiss demi mencari solusi atasi perang Rusia-Ukraina yang tidak kunjung usai.

Meski tanggal pastinya masih belum ditentukan, menurut Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Haminin, sejumlah negara sudah menunjukkan antusiasmenya untuk ikut dalam forum ini. Di harapkannya, Indonesia akan join dalam KTT ini.

“Panitia penyelenggara sudah mengirimkan undangan untuk indonesia,” terang Hamianin dalam konferensi pers virtualnya, Jumat (19/1/2024).

“Karena Indonesia merupakan salah satu negara yang suaranya paling didengar di forum internasional. Kami berharap Indonesia bisa ikut,” harapnya.

Baca juga : Desa Mandiri Kian Komplek, Harus Didampingi Satu Pendamping Desa

Hamianin melanjutkan, posisi Indonesia yang mandiri, bebas namun aktif bersuara di forum-forum internasional dapat membantu mendorong perdamaian di negaranya. Rusia menyebut bahwa serangannya ke wilayah timur Ukrainia sejak 24 Februari 2022 adalah operasi militer.

Sejauh ini, baru dua negara ASEAN yang telah menyatakan akan berpartisipasi dalam forum tersebut. yakni, Filipina dan Thailand.

Negara lain yang juga menyatakan kesediaan bergabung adalah Nigeria, Panama, Rwanda, Republik Korea, Arab Saudi, Afrika Selatan, Meksiko dan sebagian besar negara-negara di Eropa.

KTT perdamaian Dunia di Swiss digagas Ukraina sebagai cara untuk mengakhiri invasi Rusia di negara itu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky me ng agasnya dalam Forum eko nomi Dunia di Davos pekan lalu.

Baca juga : Curhat Ke Ganjar, Petani Tembakau Jombang Keluhkan Persoalan Cukai Dan Impor

Ukraina menggandeng Swiss untuk menggelar KTT ini.

Menurut Hamianin, Swiss merupakan negara netral dan nonblok. Meski demikian, Rusia menolak usulan tersebut. Mereka menyebutnya rencana KTT itu hanya sebatas diskusi an tarnegara yang tidak akan menghasilkan apa-apa.

Sementara itu, Swiss menegaskan, mereka akan selalu berpihak pada hukum humaniter internasional. Dengan dasar kemanusiaan dan perdamaian, Swiss bersedia menjadi lokasi penyelenggaraan pertemuan tersebut.

KTT perdamaian itu, sebut Dubes Hamianin, merupakan wadah untuk berdiskusi dan mengamati proses perdamaian yang tidak hanya penting bagi Ukraina, tapi juga banyak negara di dunia, termasuk Palestina.

Baca juga : Dewas Bakal Sidang Etik 93 Pegawai KPK Terkait Pungli Di Rutan

“Ini akan menjadi pertemuan para pemimpin dunia mewakili negara-negara yang memiliki niat baik, mewakili negara-negara demokratis, bebas dan mandiri yang siap membela prinsip-prinsip dan nilai-nilai perdamaian di seluruh dunia,” tuturnya.

Dia menekankan, upaya ini secara global harus diperkuat untuk mengakhiri perang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.