Dark/Light Mode

Duta Besar Rusia Untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva

Dibombardir Sanksi Barat, Ekonomi Rusia Tetap Kuat

Rabu, 7 Februari 2024 06:30 WIB
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat diwawancarai tim Redaksi Rakyat Merdeka di Jakarta, Kamis 1/2/2023. Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RAKYAT MERDEKA/RM.ID
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat diwawancarai tim Redaksi Rakyat Merdeka di Jakarta, Kamis 1/2/2023. Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RAKYAT MERDEKA/RM.ID

RM.id  Rakyat Merdeka - Rusia akan menggelar pemilu bulan depan. Presiden Vladimir Putin akan kembali mencalonkan diri meski sudah berkuasa selama 22 tahun. Dan, Putin diprediksi bakal menang mudah, meski Negeri Beruang Putih sedang dalam perang dengan Ukraina.

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menepis kabar yang menyudut­kan Putin menjelang pemilu hingga membahas propaganda Barat hanya untuk melemahkan Rusia di mata global ketika dite­mui tim Rakyat Merdeka, Firsty Hestyarini, Muhammad Rus­madi, Mellani Eka Mahayana, Larasati Dyah Utami dan Khai­rizal Anwar di kediamannya, di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.

Presiden Putin dituduh mengendalikan proses politik Mos­kow, agar terpilih lagi sebagai presiden. Namun menurut Vo­robieva, untuk menjadi calon independen, Putin harus menun­jukkan minimal 300.000 tanda tangan. Dan kenyataannya, Putin sudah mengumpulkan lebih dari 2 juta tanda tangan.

Baca juga : Forum Rektor Indonesia Serukan Pemilu Damai Dan Aman, Demi Menjaga Persatuan

“Tanda tangan ini bukti kalau dia masih disayangi rakyatnya,” terang Dubes kelahiran 26 Januari 60 tahun lalu.

Vorobieva meyakini, 70 persen rakyat Rusia masih mendukung kebijakan Presiden Putin. Tentu saja pasti ada kubu penentang. Baik itu soal Ukraina atau isu lainnya.

“Kami melihat, selama kepe­mimpinannya, Presiden Putin sangat peduli dan cinta kepada Rusia. Rusia jauh lebih baik berkat beliau,” belanya.

Baca juga : Antusias Warga Lihat Jokowi-Prabowo Makan Bakso Bareng: Semoga Tetap Merakyat

Vorobieva mengenang kem­bali kehidupannya di Moskow pada 90-an. Saat itu, dia masih remaja. Menurutnya, Moskow dulu dan sekarang sangat jauh berubah jadi lebih baik. “Saya tinggal di Moskow, saya jamin, Moskow adalah kota yang sangat nyaman dan aman, bahkan untuk turis asing,” imbuhnya.

Saat Uni Soviet pecah, Voro­bieva menyaksikan perekono­mian kacau. Dan, semua orang menjual kekayaan mereka ke warga asing. Saat Presiden Putin memimpin, Rusia mulai bangkit dan terus kuat.

“Sebagai negara dengan penerima sanksi ekonomi terbanyak di dunia, Rusia masih makmur tanpa hambatan dan gangguan. Berkat sanksi Barat, perusahaan transnasional angkat kaki dan memberi ruang pada perusahaan lokal Rusia untuk berkembang dan sukses,” terangnya.

Baca juga : Dubes RI Untuk Venezuela Edy Mulyono Saksikan Penandatanganan MoU Kerja Sama Migas

Vorobieva menekankan, bukan Rusia yang memilih terisolasi dari dunia luar. Sebab, Rusia selalu siap bekerja sama dengan negara mana saja. Punya sumber daya alam, teknologi, wilayah luas, mampu membuat senjata sendiri dan bah­kan membuat roket dan mengirim manusia ke luar angkasa.

“Amerika mengatakan bahwa perekonomian kami tidak akan bertahan dari sanksi mereka. Namun faktanya, kami melaku­kannya dengan baik. Dalam arti tertentu, ini adalah sebuah berkah. Karena semua perusa­haan transnasional besar AS kini lenyap. Jadi bisnis kami berkem­bang,” ungkapnya bangga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.