Dark/Light Mode

UEA Pecahkan Rekor Curah Hujan Sejak 1949, Penerbangan Emirates Terganggu

Rabu, 17 April 2024 18:16 WIB
UEA Pecahkan Rekor Curah Hujan Sejak 1949, Penerbangan Emirates Terganggu

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas dan masyarakat di seluruh Uni Emirat Arab (UEA) kini sibuk membersihkan sisa banjir, setelah hujan lebat menewaskan setidaknya satu orang dan menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan pusat bisnis.

Pusat Meteorologi Nasional UEA melaporkan, negara yang beribu kota di Abu Dhabi itu mencetak rekor curah hujan 254 mm dalam tempo 24 jam di Al Ain, Selasa (16/4/2024).

Ini adalah curah hujan tertinggi sejak 1949, sebelum UEA didirikan pada tahun 1971.

Meski hujan lebat telah reda pada Selasa (16/4/2024) malam, gangguan berlanjut pada Rabu (17/4/2024). Akibatnya, maskapai Emirates menangguhkan penerbangan dari Bandara Internasional Dubai, hingga tengah malam.

Bandara Internasional Dubai, yang merupakan salah satu airport tersibuk di dunia, mengalami gangguan signifikan. Akibatnya, maskapai terpaksa menunda atau mengalihkan penerbangan.

Baca juga : Semoga Pertumbuhan Ekonomi Terdongkrak

Di bandara, antrian panjang taksi mengular. Penumpang telantar. Sejumlah penerbangan juga tertunda, dibatalkan, dan dialihkan selama hujan lebat pada Selasa (16/4/2024).

"Masyarakat diimbau untuk tidak datang ke area sekitar Bandara Internasional Dubai, kecuali benar-benar diperlukan," kata seorang pejabat seperti dikutip Channel News Asia, Rabu (17/4/2024).

Sementara Juru Bicara Bandara Dubai mengatakan, pihaknya bekerja keras untuk memulihkan operasional penerbangan dalam kondisi yang sangat menantang.

Emirates menuturkan, pihaknya akan tetap memproses penumpang yang sudah transit. Namun, penundaan keberangkatan dan kedatangan tak bisa dielakkan.

Situs web bandara Dubai menunjukkan penundaan berjam-jam untuk beberapa penerbangan kedatangan dan keberangkatan.

Baca juga : TKN Puji Paloh Dan Relawan Ganjar Ucapkan Selamat Kemenangan Prabowo-Gibran

Media lokal melaporkan, seorang pria tua berusia 70-an meninggal pada Selasa (16/4/2024) pagi, ketika kendaraannya terjebak dalam banjir bandang di Ras Al Khaimah, di wilayah utara UEA.

Di negara tetangga Oman, 19 orang dilaporkan meninggal, termasuk anak-anak sekolah setelah hujan lebat selama tiga hari berturut-turut.

Di Dubai, hari ini langit terlihat cerah. Namun, beberapa jalan terlihat sepi setelah pemerintah memerintahkan warganya untuk bekerja dan bersekolah dari jarak jauh, selama dua hari berturut-turut.

Media UEA dan postingan media sosial setempat memperlihatkan gambar kerusakan yang signifikan, akibat hujan lebat di beberapa bagian negara, termasuk jalan yang runtuh dan rumah-rumah yang terendam banjir.

Oman dan UEA, yang menjadi tuan rumah konferensi iklim COP28 PBB tahun lalu, sebelumnya telah mengingatkan, pemanasan global akan memicu lebih banyak kejadian banjir.

Baca juga : BP2MI Pastikan Hak 6 PMI Meninggal Di Korsel Terpenuhi

Friederike Otto, pakar perubahan iklim dan cuaca ekstrem dari Grantham Institute for Climate Change di Imperial College London mengatakan, pemanasan global berperan penting dalam hal ini.

"Perubahan iklim akibat ulah manusia, memicu curah hujan tinggi yang merusak di Oman dan Dubai," tutur Otto.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.