Dark/Light Mode

Mengingat Kembali Ide & Aksi Imam Khomeini (6)

Khomeiniisme: Harapan Kaum Tertindas di Penjuru Dunia

Minggu, 9 Juni 2024 10:21 WIB
Rohullah Khomeini saat berpidato di Sekolah Feyziyeh, Qom, Iran pada 3 Juni 1963. [Foto: emam.com]
Rohullah Khomeini saat berpidato di Sekolah Feyziyeh, Qom, Iran pada 3 Juni 1963. [Foto: emam.com]

 Sebelumnya 
Islam sejati adalah Islam yang dimulai dari Nabi Adam AS dan terus berlanjut melalui ribuan perwakilan Ilahi, meskipun menghadapi kesulitan, pertentangan, dan kesulitan yang tak terbayangkan sepanjang sejarah manusia. Nabi terakhir Allah, yaitu Nabi Muhammad (SAW) menerangi lampu Islam yang bersinar ini seperti matahari dan mempromosikan peradaban Islam di dunia atas dasar kebebasan, keadilan, keadilan, pengetahuan, kebijaksanaan, kesadaran, dan kemajuan.

Namun, setelah wafatnya beliau, umat Islam menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan oleh beliau, sehingga pemerintahan raja-raja yang kejam dan menindas kaum Muslimin, dan dengan demikian, dunia kehilangan manfaat dari ajaran-ajaran agung dan kebijaksanaan Islam.

Selama masa-masa kelam ini, para pewaris Islam adalah para penerus sejati Rasulullah SAW, para imam maksum (suci), yang terus mengajarkan pengetahuan dan kebijaksanaan kepada dunia selama lebih dari 300 tahun, serta mendidik mereka secara religius, moral, dan sosial melalui perilaku mereka. Bersamaan dengan itu, para penerus sejati Rasulullah SAW ini menjaga ajaran Islam agar tetap aman dari distorsi dan mewariskannya kepada generasi-generasi berikutnya.

Baca juga : Gerakan Global Kaum Tertindas Melawan Kaum Arogan

Menurut ideologi Islam sejati yang berasal dari Al-Qur'an dan Hadis Nabi serta Ahlulbait Nabi, tujuan utama dari semua misi Ilahi - dari Adam hingga akhir zaman - adalah pembentukan pemerintahan Islam global yang didasarkan pada keadilan, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Pemerintahan ini akan didirikan oleh Imam Mahdi (AJ) setelah lama menghilang. Doktrin ini disebut Mahdwiat atau Mahdisme.

Hal ini terdapat dalam al-Quran: "Sesungguhnya Kami telah menulis di dalam Zabur, sesudah Taurat, 'Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang saleh akan mewarisi bumi'." (QS. Al-Baqarah: 105).

Menurut hadis nabi, semua nabi dan orang-orang suci terdahulu menyadari realitas ini dan mereka menyampaikannya kepada para nabi dan rasul yang datang setelah mereka. Oleh karena itu, Mahdwiat adalah nama untuk mengimani kemunculan makhluk yang akan menyelamatkan manusia dari penindasan dan memenuhi dunia dengan keadilan sebelum kiamat.

Baca juga : Pemikiran Politik Imam Khomeini: Inspirasi Era Baru Internasional

Kepercayaan pada juru selamat yang dijanjikan ditemukan dalam berbagai agama di dunia dalam berbagai bentuk dan cara. Syiah menganggap Imam Keduabelas mereka, Imam Mahdi (AS) sebagai juru selamat umat manusia.

Hal yang menarik adalah bahwa terlepas dari semua perbedaan mereka, semua mazhab Muslim percaya pada doktrin Mahdisme dan menganggap mereka yang menyangkal kepercayaan ini sebagai kafir. Oleh karena itu, Mahdisme bukan hanya keyakinan agama Syiah, tetapi juga merupakan keyakinan Muslim dan ideologi internasional.

Pada 329 Hijriah (940 Masehi), ketika Imam Mahdi (AJ), anggota terakhir dan keduabelas dari rangkaian imamah, mengalami kegaiban besar, ia tidak meninggalkan umat Islam dalam kebingungan dan ketidakberdayaan, melainkan merujuk mereka kepada para ulama dan ahli hukum Syi`ah yang saleh, adil, dan saleh.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.