Dark/Light Mode

Tenangkan Warga Singapura Dari Ancaman Coronavirus, Gaya Komunikasi PM Lee Banjir Pujian

Senin, 10 Februari 2020 23:46 WIB
PM Singapura, Lee Hsien Loong (Foto: Instagram)
PM Singapura, Lee Hsien Loong (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para pakar kesehatan masyarakat memuji pendekatan yang dilakukan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dalam menghadapi wabah coronavirus yang kini menjangkiti 45 warganya.

Cara PM Lee berkomunikasi, dinilai dapat mengurangi kepanikan, rumor, dan berbagai teori konspirasi yang berkembang di tengah masyarakat terkait coronavirus.

Dalam pesan berdurasi 90 menit yang direkam pada Minggu (9/2), PM Lee mengatakan, ketakutan dapat menjadi lebih berbahaya ketimbang virus itu sendiri.

Pesan itu disampaikan, di tengah maraknya laporan tentang antrean panjang di berbagai supermarket, yang mencerminkan kepanikan masyarakat. Mereka kalap membeli bahan makanan dan lain sebagainya, untuk menimbun persediaan.

PM Lee juga berusaha meyakinkan warganya, bahwa coronavirus tidak seganas virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut yang mewabah pada tahun 2003.

Baca juga : Gagal Tekan Laju New Coronavirus, Deputi Sekretaris Partai Komunis Wuhan Minta Maaf

Ini artinya, mungkin saja sebagian orang mengalami gejala minor penyakit tersebut.

PM Lee juga mengatakan, pihaknya akan mengubah arah kebijakan bila coronavirus makin merajalela, agar pasien tak membludak di rumah sakit. "Kami akan memberi informasi di setiap langkah," kata PM Lee, seperti dikutip Bloomberg, Senin (10/2).

Pidato yang diposting di media sosial dalam tiga bahasa itu langsung memiliki dampak. Terbukti, antrean panjang supermarket di seluruh negara-kota yang sempat terjadi pada Jumat (7/2) malam, kembali normal pada Minggu (9/2).

Ini menjadi bukti kesuksesan pemerintah, yang telah berjuang menyampaikan pesan yang benar. Di tengah masyarakat yang dilanda panic buying, dan kebingungan yang luar biasa dalam menghadapi wabah virus Corona.

Apa yang dilakukan PM Lee, kontras dengan langkah yang ditempuh Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.

Baca juga : WNI Diimbau Tidak Panik

Pesan beragam tentang penggunaan masker dan keputusannya menutup pintu perbatasan dengan China, justru memicu ketidakpercayaan publik. Para perawat mogok, warga frontal menentang kebijakan karantina.

Sebagian masyarakat berjuang keras menimbun tisu toilet, hand sanitizer, beras, dan bahan pokok lainnya untuk persediaan lebih dari seminggu.

Lain lagi dengan Thailand. Di Negeri Gajah Putih ini, Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul minta maaf, setelah mengatakan orang asing yang enggan memakai masker wajah harus "diusir dari Thailand".

Di Singapura yang berpenduduk 5,7 juta orang, terdapat 45 kasus coronavirus yang telah terkonfirmasi. Angka ini tertinggi kedua di luar Cina, tidak termasuk kapal pesiar yang dikarantina di lepas pantai Jepang.

"Pidato Lee adalah contoh luar biasa dari komunikasi risiko yang sangat baik," puji Claire Hooker, dosen senior University of Sydney’s Center for Values, Ethics and the Law in Medicine, yang telah mempelajari respon publik terhadap wabah dan penyakit menular selama 20 tahun.

Baca juga : Presiden Trump: Ancaman Coronavirus Sudah Kami Shut Down

"Pidatonya mengarahkan orang untuk melakukan langkah konkret. Mengembalikan kepercayaan diri bagi orang-orang yang merasa terancam," paparnya.

Sementara Thomas Abraham, penulis “Twenty First Century Plague, the Story of SARS" dan konsultan manajemen risiko untuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pidato PM Lee berhasil karena masyarakatnya memiliki kepercayaan tinggi terhadap kompetensi pemerintah. PM Lee dianggap telah bersikap transparan.

"PM Lee tidak menyembunyikan apa pun. Dia juga tak ragu untuk bicara, jika situasinya kelak memburuk," kata Abraham.

Menurut jadwal, Pemilu Singapura akan diselenggarakan pada April 2021. Meski partai berkuasa telah meminta Pemilu tersebut digelar lebih awal. Sampai saat ini, belum dapat dipastikan, apakah wabah coronavirus akan mempengaruhi jadwal tersebut atau tidak. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.