Dark/Light Mode

Malaysia Lockdown Hari Ini, Singapura Ketularan Paniknya

Rabu, 18 Maret 2020 05:01 WIB
LUDES: Menyambut lockdown yang mulai berlaku hari ini, kemarin warga Malaysia rame-rame berbelanja kebutuhan pokok. Di salah satu pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, nampak barang-barang ludes dibeli. (Foto: Istimewa)
LUDES: Menyambut lockdown yang mulai berlaku hari ini, kemarin warga Malaysia rame-rame berbelanja kebutuhan pokok. Di salah satu pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, nampak barang-barang ludes dibeli. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mulai hari ini, Malaysia memberlakukan lockdown hingga dua pekan ke depan. Kemarin, atau satu hari sebelum lockdown berlaku, masyarakat negeri jiran itu panik. Mereka memborong berbagai jenis makanan untuk distok. Kepanikan di Malaysia itu akhirnya sampai menular ke Singapura.

Kebijakan lockdown diumumkan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, Senin (16/3) malam, sekitar pukul 22.00. "Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk kemudian menjadi lebih buruk. Tindakan drastis harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dengan membatasi pergerakan publik," ujar Muhyiddin, seperti dikutip South China Morning Post, kemarin. 

Semua bisnis ditutup, kecuali toko yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari. Malaysia juga sudah melarang pertemuan dengan jumlah peserta yang banyak. Itu mencakup kegiatan olahraga, sosial, budaya, dan keagamaan. Semua kegiatan keagamaan di masjid ditangguhkan. Termasuk, salat Jumat. Semua sekolah, dari TK sampai perguruan tinggi, ditutup. Semua kantor pemerintah dan swasta, kecuali yang terkait layanan utama seperti air, listrik, energi, telekomunikasi, transportasi, penyiaran, keuangan, keamanan dan kesehatan, juga mengalami nasib serupa. 

Kebijakan itu diambil setelah jumlah kasus virus corona di Malaysia naik menjadi 553, tertinggi di Asia Tenggara. Kemarin, Malaysia melaporkan 125 kasus baru, 95 di antaranya terkait dengan acara tablig akbar yang melibatkan 16 ribu jemaah, bulan lalu.

Baca juga : Lockdown Tak Pengaruhi Suplai Makanan Singapura-Malaysia

Keputusan lockdown ini membuat sebagian warga Malaysia melakukan panic buying. Dalam rilis Malaymail, kemarin, terlihat foto dan video dari media sosial yang menunjukkan warga Malaysia berbondong-bondong ke supermarket atau toko sembako terdekat untuk memborong bahan makanan. Antrean panjang terlihat di sebagian besar pusat perbelanjaan. Orang-orang tampak mengosongkan rak di supermarket dan toko sembako. Memindahkan isinya ke dalam troli mereka. 

Kepanikan ini menular ke Singapura. Beberapa saat setelah Malaysia mengumumkan lockdown, warga negeri singa ikut melakukan panic buying. 

Ini bukan hal mengherankan. Soalnya, sekitar 90 persen bahan makanan di Singapura adalah hasil impor. Mereka khawatir, lockdown Malaysia berpengaruh terhadap pasokan bahan makanan di negaranya. 

Pada pukul 11.30 malam kemarin, antrean di supermarket lokal Singapura, NTUC FairPrice, di sepanjang Yishun Ring Road, membentang di luar pintu masuk. Tampak lebih dari 50 orang mengantre. Antrean bahkan semakin mengular jelang tengah malam. 

Baca juga : Hari Ini, UNKRIS Liburkan Kegiatan Belajar di Kampus

Seorang siswa berusia 15 tahun bernama Hudson Tang mengatakan, dia dan ibunya telah menunggu dalam antrean selama 45 menit sejak pukul 11 malam. Dia ikut-ikutan panik setelah ibunya menerima pesan WhatsApp yang menginformasikannya untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok. "Saya sebenarnya tidak ingin ikut-ikutan antre. Tetapi, saya kira jika Anda melihat orang lain panik, Anda juga akan panik," ujar Hudson.

NTUC FairPrice di Havelock Road juga mengalami hal yang sama. Diserbu warga yang melakukan panic buying sejak pukul 11 malam. 

Selain itu, antrean panjang juga terlihat di supermarket raksasa di Toa Payoh Central dan Marine Terrace, NTUC Finest di Bukit Timah Plaza dan Sheng Siong di Punggol. Warga berbondong-bondong memborong berbagai barang. Kebanyakan, troli mereka diisi telur, mie instan, roti, buah, beras, dan tisu toilet. 

Ini panic buying kedua yang melanda Singapura. Sebelumnya, hal itu terjadi ketika Singapura menaikkan status disease outbreak response system condition ke status oranye, 7 Februari lalu. Namun, menurut laporan Malaymail, panik belanja kali ini tidak seheboh bulan lalu. Warga yang belanja relatif lebih sedikit.

Baca juga : 18 Maret Besok, Malaysia Lockdown, Kebutuhan Harian Dijamin Cukup

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, memastikan persediaan bahan makanan untuk warganya sampai saat ini masih aman. Dia pun meminta warga tak melakukan panic buying. 

"Di saat kita harus melakukan perubahan dalam hal memilih bahan makanan, kita mempunyai persediaan yang cukup untuk seluruh warga Singapura, sepanjang kita membeli dengan bijak," ujar Chan dalam jumpa pers seperti dilansir CNN, kemarin. 

Chan meyakinkan warganya, pemerintah sudah mempunyai rencana jika terjadi kondisi darurat. "Gangguan pasokan bahan makanan dari Malaysia masuk ke dalam salah satu skenario rencana darurat kami selama bertahun-tahun. Kita sudah merencanakan melakukan kombinasi persediaan, memberdayakan produk lokal, dan membeli dari berbagai negara," beber Chan. 

"Hal ini membuat kita mempunyai alternatif jika jalur pasokan utama terganggu," imbuhnya. Sampai saat ini tercatat ada 243 kasus virus corona di Singapura. Belum ada laporan korban meninggal. Sedangkan yang sembuh mencapai 109 orang. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.